Delapan PG di Jatim Capai Rendemen Tebu Tertinggi di Indonesia

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Secara nasional, dari 10 rendemen PG tertinggi, delapan di antaranya dari PG yang berada di Jatim. Namun, yang memuncaki rendemen tertinggi berada di luar Jatim, yakni PG Gunung Madu Plantation di Lampung dengan rendemen 8,34 persen karena tebu hasil budidaya pabrik sehingga kualitas tebu terjaga. Selain itu PG Bunga Mayang di Lampung sebesar 8,26 persen.
“Kita masih belum bisa menyusul kedua PG yang ada di Lampung, sebab kebanyakan lahan yang mereka olah itu lahan sendiri. Sehingga mengetahui kualitas tebu yang akan dihasilkan,” kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim Ir Samsul Arifien MMA, Rabu (22/10).
Selanjutnya PG Modjopanggoong dan PG Pradjekan di posisi ketiga dan empat. Di posisi lima ada PG Asembagus Situbondo milik PTPN XI sebesar 7,99 persen, kenam PG Gempolkrep Mojokerto milik PTPN X sebesar 7,85 persen, disusul posisi tujuh ada PG Panji Situbondo milik PTPN XI sebesar 7,81 persen.
Di posisi kedelapan ada PG Pesantren Baru Kediri milik PTPN X dengan rendemen 7,67 persen, kesembilan ada PG Ngadirejo Kediri milik PTPN X sebesar 7,51 persen. Kesembilan yakni PG Krebet Baru II Malang milik PT RNI sebesar 7,32 persen dan terakhir PG Olean Situbondo milik PTPN XI dengan rendemen 7,31 persen.
Selain angka rendemen yang relatif cukup tinggi, Jatim juga memiliki produktivitas tebu yang tinggi pula. ”Saat ini, limpahan tebu di Jawa Timur juga melimpah. Jika pada 2013 produktivitas tebu per hektare mampu menghasilkan gula 6,5 ton gula, tahun ini mampu menghasilkan 7,15 ton gula,” katanya.
Samsul juga menambahkan, terkait lahan tebu saat ini juga mengalami peningkatan. Jika pada 2013 hanya 207 ribu hektare, kini mampu mencapai 217 ribu hektare termasuk 2.000 hektare di antaranya dari tebu Jawa Tengah.
Peningkatan produktivitas tebu Jatim, kata Samsul, dikarenakan pemilihan jenis bibit tebu unggul yang ditanam sudah tepat. “Di Jatim ini ada bibit tebu jenis tebu PS 862, PS 864, PSJT, PSDK, dan BL. Semuanya menyesuaikan kondisi wilayah cuaca dan kondisi tanah,” katanya. [rac]

Tags: