Dewan Pendidikan Nilai Model Shift Hanya Kerangka Besar

Prof Akh Muzakki

Bersiap New Normal Upgrade Skill dan Strategi Guru Dibutuhkan
Surabaya, Bhirawa
Dunia pendidikan menjadi perhatian yang cukup serius dalam penerapan kebijakan New Normal. Dalam wacana ini pelaksanan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah akan dilakukan dengan menggunakam sistem shif sesuai jumlah kelas.
Terkait hal ini, Ketua Dewan Pendidikan Jatim, Prof Akhmad Muzakki berpendapat, wacana kebijakan ini patut diapresiasi. Sebab, format kebijakan diambil di tengah kedaruratan pandemi Virus Corona atau Covid 19. Tetapi, menurutnya, model shif ini merupakan kerangka besarnya yang harus dihadapi dunia pendidikan. Tinggal kemudian tugas pemerintah melalui Kemdikbud dan Dindik Provinsi untuk mengupgrade skill dan strategi pembelajaran para guru. Agar shif dan kerangka besar ini bisa diisi secara variatif.
“Ini kebijakan yang harus ditunaikan paska dikeluarkannya kebijakan ini. Bagaimana proses pembelajaran tetap berlangsung di tengah pandemi, ini ikhtiar yang maksimal yang bisa dilakukan. Dibanding umpama pembelajaran di off hingga Januari. Sementara landainya data kurva epidemiologis Covid 19 belum tahu kapan berakhir,” ungkapnya dikonfirmasi Bhirawa, Selasa (26/5).
Di lain sisi, lanjut Prof Muzakki, kekhawatiran orang tua jika anak – anak harus masuk seperti situasi normal sulit direalisasikan. Karena itu, menurut Prof Muzakki, kebijakan yang diambil pemerintah dalam penerapan sistem shif tepat untuk membuat suasana belajar tetap aman dan nyaman.
“(Dengan kebijakan seperti ini) pasti akan mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena situasi normal dan darurat akan berbeda. Karena kita sedang menuju new normal. Di ruang seperti itu, dimasa transisi penyesuaian harus ada. Sementara di lain sisi ada kita juga harus memperhatikan kedaruratan kesehatan,” paparnya.
Dikatakan Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya, kini ada dua isu penting yang juga harus diperhatikan pemerintah. Pertama kejenuhan yang terjadi tidak hanya dirasakan oleh siswa namun juga orangtua yang penting untuk diantisipasi. Sebab, selama hampir dua bulan lebih para siswa diajak untuk melakukan proses pembelajaran dari rumah. Sedangkan tanggungjawab guru juga tidak kalah berat ditengah masa pandemi Covid 19.
“Kita belum terbiasa dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan internet. Jika dulu pembelajaran bisa dilakukan jauh – jauh hari. Sekarang mereka (akan) dipacu (di masa new normal). Dan Ini (kebijakan) paling rasional yang bisa diambil,” jelas dia.
Namun, dengan situasi ini Prof Muzakki menuturkan, akan berdampak pada kepentingan pembangunan karakter. Masa belajar juga akan berpengruh pada kedalaman pemahan pada pembelajaran yang diperoleh.
“Jadi guru harus berpikir, mencari sesuatu yang inovatif. Agar para siswa (dalam masa penyesuaian ini) tidak jenuh. Sebab ancaman kejenuhan akan tinggi. Inovasi strategi guru akan dituntut,” kata Prof Muzakki.
Sementara itu, Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun menuturkan, formulasi sistem shif KBM akan segera dibahas hari ini, Rabu (27/5). Paling tidak, ada solusi untuk meminimalisir kejenuhan siswa selama masa belajar dari rumah sejak pertengahan Maret lalu.
“Ini masih kita rancang dan mencari bentuk (formulasi) dan hasil nya akan kita rapatkan dengan dewan guru. Yang jelas masukan para guru akan ditampung. Nanti akan dilakukan pysichal distancing. Dalam satu kelas sehari bisa digilir. Kami akan buat seminggu separuh (kelas). Atau dalam sehari bisa dibuat kelas pagi dan siang,” katanya.
Dikatakan Bahrun, untuk jam praktikum siswanya tidak ada masalah. Hanya saja untuk jurusan perhotelan, ada sedikit kendala pasalnya mereka ada kurikulum making bath. ”Yang biasanya mereka menggunakan laboratorium. Jadi dengan adanya masa pandemi ini pada Mapel making bath mereka menggunakan bath nya masing – masing. Kemudian divideokan dikirim dan dinilai oleh para guru,” paparnya. [ina]

Tags: