Di Pasar Rogojampi, Gus Ipul Dihadiahi Lagu ‘Kabeh Sedulur’ Versi Osing

Gus Ipul di Banyuwangi.

Banyuwangi, Bhirawa
Calon Gubernur (Cagub) Jatim nomor urut 2 H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) blusukan ke Pasar Rakyat Rogojampi, Banyuwangi, Senin (26/2). Revitalisasi pasar rakyat adalah salah satu komitmen Gus Ipul yang berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno ini.
Bagi Gus Ipul, kunjungan ini merupakan kali ke sekian karena hampir tiap ada kesempatan, Keponakan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini selalu menyempatkan diri mampir dan berdialog dengan para pedagang pasar rakyat.
Gus Ipul tiba di Pasar Rogojampi pukul 06.30 dan langsung masuk ke dalam pasar. Mengetahui kedatangan Gus Ipul, tiga orang pengamen tiba-tiba mendekat dan menyanyikan lagu “Kabeh Sedulur” yang mereka gubah dengan menyelipkan bahasa Osing.
Dengan antusias Gus Ipul juga diajak bernyanyi bersama. Dan berikut lirik ‘Kabeh Sedulur’ versi Osing yang dinyanyikan pengamen Rogojampi; Ojo Riko Kepincut, Ambi Arumi Gondo, Hangbiso Gawe Gelo, Akhire Riko ngersulo, Yo Ayo Dulur, Kabeh Podo Dukung, Wong Hang Paling Jujur, Hang Bisa Gawe Makmur. Ojo Podo Mumet, Ojo Podo Ruwet, Anggawe Ati Mantep, Ono Siji Yang Isun Arep, Kabeh Sedulur, Sak Jawa Timur, Kabeh Sedulur, Kabeh Makmur.
Sementara itu, Mantan ketua GP Ansor dua periode ini lantas mengajak para pengamen ini ikut masuk pasar sambil memberikan hiburan bagi para pedagang dan pengunjung pasar. Para pedagang setempat menyambut kedatangan Wakil Gubernur dua periode itu, bahkan tak jarang meminta untuk berselfie bersama. Gus Ipul menyalami dan berdialog satu persatu dengan warga dan pedagang. Gus Ipul juga sempat membantu pengemudi becak mendorong becaknya dari dalam pasar.
Menurut Gus Ipul, Pasar Rogojampi merupakan salah satu pusat perekonomian di Banyuwangi. “Saya tadi melihat peresmian bangunan pasar ini di era Pak Basofi Soedirman, bangunan di pasar ini diperbarui pada tahun 1996,” ungkap mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Kondisi Pasar Rogojampi sebenarnya masih cukup layak, namun revitalisasi tetap harus dilakukan untuk menambah kenyamanan baik bagi pembeli maupun pedagang. Dengan adanya revitalisasi, tingkat penjualan pedagang diyakini dapat lebih baik. Selain itu juga menimbulkan suasana yang kondusif untuk melakukan kegiatan transaksi jual-beli.
Tantangannya, sejauh mana dialog dapat dibangun menjelang revitalisasi dilakukan. Banyak pedagang yang merasa khawatir, revitalisasi membuat pendapat mereka menurun. Padahal, justru perbaikan pasar ini berdampak positif bagi penjualan.
“Revitalisasi pasti akan didahului dengan dialog. Pemerintah tidak mungkin mengambil kebijakan tanpa mengajak pedagang dialog. Tujuan utama revitalisasi untuk kesejahteraan pedagang juga,” ujarnya. Selain itu, komitmen revitalisasi pasar tradisional ini sejalan dengan arah pembangunan ekonomi kerakyatan yang ditawarkan Gus Ipul-Puti untuk Jawa Timur. [iib]

Tags: