Dinsos Jawa Timur Terjunkan Tim LDP Tangani Psikologi Pengungsi Semeru

Pemprov Jatim, Bhirawa
Penanganan bencana alam Erupsi Gunung Semeru Lumajang (4/12), Dinas Sosial Provinsi Jatim selain membuka layanan Dapur Umum (DU) dan dropping logistik guna pemenuhan kebutuhan dasar korban terdampak, juga dilakukan Layanan Dukungan Psikososial (LDP), kamis (9/12)

Tim LDP Dinsos Provinsi Jatim disebar ke beberapa titik lokasi pengungsian yang berada di dua wilayah Kecamatan, yakni kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo Lumajang, yang mana tiap Kecamatan tersebut masing-masing memiliki sejumlah posko pengungsi.

Rinciannya, kecamatan Candipuro meliputi lapangan desa Sumberwuluh, penanggal, balai desa Tumpeng, Candipuro, Penanggal dan Baldes Sumber Mujur. Sedangkan di kecamatan Pronojiwo ada5 posko pengungsian, yaitu di SDN 2 Sumber urip, SDN 2 dan 3 Oro-oro Ombo, baldes Sumber Urip dan baldes Oro-oro Ombo.

Layanan dan dukungan psikososial (LDP) adalah upaya pemulihan keadaan masyarakat terdampak, dengan memberikan pendampingan kapada korban guna mengurangi goncangan mental dan tekanan stabilitas kejiwaan akibat bencana.

Karenanya, dalam mengemban misinya, petugas LDP yang melibatkan Tagana Jatim, Pelopor Perdamaian (Pordam) Jatim, Sakti Peksos, UPT Kemsos, UPT Dinsos Provinsi Jatim, Karang Taruna dan relawan PB ini mengedepankan langkah-langkah humanis, persuasif dan bersinergi.

LDP Dinsos Provinsi Jatim di gelar sehari usai kejadian Erupsi Merapi, tepatnya pada Minggu malam (5/12) dengan sasaran anak-anak dari keluarga penyintas.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim Dr Alwi MHum mengakui adanya kegiatan tersebut. Menurutnya, layanan LDP merupakan bagian tak terpisahkan dari proses penanganan bencana.

“LDP akan dilaksanakan secara terjadwal, sehingga dapat dirasakan merata oleh mereka yang sedang membutuhkan pendampingan Psikososial tersebut” tutur Alwi.

Sementara secara terpisah, Kepala Seksi PSKBS Dinsos Provinsi Jatim Drs T Djokosumbowo MSi menambahkan, layanan LDP ini di lakukan sejak 5 Desember 2021 hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan. “Tergantung kebutuhan di lokasi” terangnya.

Djokosumbowo melanjutkan, materi yang disajikan sama seperti ketika LDP gempa bumi di Malang dan Blitar, dan tidak hanya dilakukan pada anak-anak, tetapi juga terhadap perempuan dan lansia. “Untuk lansia nanti akan berimprovisasi dengan pilar sosial lainnya di lokasi pengungsian” jelasnya. [rac]

Tags: