Disbudpar Jatim Bedah Filosofi Kain Tradisional

5-Seminar Batik (1)Sidoarjo, Bhirawa
Agar nilai filosofi kain tradisional, khususnya kain batik, bisa dengan mudah dikenali, dipahami dan dimengerti masyarakat luas, bagaimana tentang kualitasnya dan kealisannya, bahkan sampai pada perawatannya.
Untuk membantu masyarakat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim telah menggelar seminar untuk membedah Nilai-nilai Filosofi Kain Tradisional Nusantara, di ruang pertemuan UPT Museum Negeri Mpu Tantular Jatim di Jl Raya Buduran, Sidoarjo.
Ka UPT Museum Negeri Mpu Tantular Jatim, Drs Edi Irianto yang mewakili Kadisbudpar Jatim usai membuka seminar, Selasa (17/6) kemarin mengatakan, kalau program ini dilakukan memang untuk memahamkan masyarakat tentang kain tradisional, khususnya kain batik.
‘’Bagaimana caranya mengenali kain batik yang asli, juga bagaimana kualitasnya bahkan sampai pada perawatannya. Untuk mempermudah jalannya seminar, kami telah mengundang para pakar yang mahir dibidangnya, yakni Kepala Program Studi DIV Komputer Multimedia STIKOM Surabaya, Karsam SPd MA PhD dan Kurator Museum Tekstil DKI Jakarta, Benny Gatha,’’ paparnya.
Sedangkan pesertanya para wakil-wakil dari petugas 34 museum se Indonesia yang masih mengikuti pameran, juga dari para guru yang ada di sekitar Sidoarjo ini. ‘’Harapan kami, masyarakat bisa saling berdialog, bertukar pikiran/pengalaman dengan narasumber untuk menemukan nilai-nilai filosofi pada kain tradisional nusantara ini secara utuh,’’ harapnya.
Dihadapan peserta, salah satu narasumber, Karsam, menceritakan makna filosofi dari alat-alat membatik, mulai dari wajan yaitu manusia mempunyai kebebasan dalam menjalani hidupnya. Kalau canting, setiap jalan hidup itu akan membentuk akhlaq seseorang, dan akhlaq akan memberikan bekas dalam kehidupannya. Anglo/kipas dapat mengendalikan hawa nafsu dan seterusnya.
Sementera, Benny Gatha banyak menerangkan bagaimana teknik merawat batik yang baik. Karena tekstil sangat rentan mengalami kerusakan, baik secara fisik maupun kimiawi, seperti sobek, noda dan pelapukan. [ach*]

Keterangan Foto : Narasumber Karsam dan pemerhati museum Himawan saat meberikan paparan. [achmad suprayogi/bhirawa]

Tags: