Disdikbud Kota Probolinggo Tanamkan Cinta Kebudayaan pada Pelajar

Pengukuhan Pokja Bunda PAUD Periode 2021-2024 di Puri Manggala Bhakti Kota Probolinggo. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo terus menjaga kebudayaan dari gerusan zaman. Terlebih dengan semakin canggihnya teknologi, membuat pemuda enggan melestarikan kebudayaan. Menjaga budaya di era modernisasi sangat penting, seiring perkembangan zaman dan teknologi, khususnya handphone, berdampak terhadap turunnya minat terhadap budaya dan kebudayaan.
Sejumlah formula dilakukan Disdikbud Kota Probolinggo agar budaya tetap tertanamkan dalam diri para pelajar. Diantaranya, memasukan kesenian dan budaya dalam pelajaran ekstrakurikuler. Kepala Bidang Budaya Disdikbud Kota Probolinggo Sardi, Minggu (19/12) mengatakan, pemerintah terus menanamkan dan mengajarkan nilai – nilai dan budaya kepada pelajar. Harapannya, kebudayaan, terutama kebudayaan asli Kota Probolinggo, terus lestari.
“Perlu dikenalkan kepada para siswa. Sebab, tujuannya jangka panjang. Jenjangnya lebih lama. Misalnya mulai dari SD nantinya ke SMP-SMA, dan seterusnya. Selain itu, harapannya juga bisa dikenalkan dari siswa satu ke siswa lainnya,” ujarnya.
Selain masuk dalam pelajaran ekstrakurikuler, Disdikbud juga mengenalkannya melalui beragam perlombaan. Pada 15 November lalu, Disdikbud menggelar lomba Tarian Jaran Bodhag untuk tingkat pelajar dan umum. Bedanya dengan tahun sebelumnya, tahun ini dikemas dengan lomba membuat Jaran Bodhagnya.
Melalui lomba ini, kata Sardi, diharapkan selain bisa memainkannya, juga bisa membuat perangkatnya. Setidaknya para siswa dari SD-SMP dan umum, mengetahui Jaran Bodhag itu sendiri. Hal itu sebagai upaya melestarikannya.
Tahun depan, jelas Sardi, pihaknya akan memberikan pelatihan Tari Jaran Bodhag kepada guru seni budaya. Dengan harapan bisa ditularkan kepada para siswanya. Selain rutin menggelar lomba, Disdikbud juga aktif ikut serta dalam beragam perlombaan. Beberapa waktu lalu menurunkan timnya dalam tampilan seni (drama tari). Tujuannya, menampung dan memberikan pelajaran serta sebagai bentuk apresiasi bagi pelajar di bidang tari.
“Kami ikut andil menampilkan seni pada anjungan Jawa Timur di TMII Jakarta, yang digelar rutin setiap tahunnya. Kami pilih empat siswa untuk ikut. Ada 70 orang yang terlibat di dalamnya. Karena masih masa pandemi, tampilan drama tari itu digelar secara virtual. Kontingen asal Kota Probolinggo pun mengambil tema Pagebluk. Dalam dramanya, dipersembahkan cara mengatasi dan menghindari penularan Covid-19. Itu acara Provinsi dan Pusat. Kami hanya ikut mengisi,” lanjutnya.
Sanggar kesenian di Kota Probolinggo cukup subur. Sejauh ini, tercatat ada 222 sanggar. Dari jumlah itu, 144 diantaranya merupakan sanggar seni hadrah. Beragam perlombaan juga digelar untuk menampung mereka. Diantaranya, dalam Peringatan Hari Santri Nasional beberapa waktu lalu. Saat itu digelar lomba Patrol Religi, Lomba Hadrah, dan lomba baca kitab. Semuanya dilakukan secara virtual.
Sardi berharap, beragam upaya itu dapat diterima dengan baik oleh para pemuda. Karena, jika bukan generasi muda yang melanjutkan, maka kelestarian budaya akan terputus, bahkan bisa hilang. ”Semoga semangat ini juga sampai pada generasi muda. Termasuk pelajar. Sehingga keinginan untuk mempertahankan, melestarikan, menjaga, bahkan mengenalkan budaya lokal dapat terlaksana,” harapnya.
Disdikbud Kota Probolinggo terus berusaha meningkatkan kulitas pendidikan. Termasuk dalam menuntaskan masalah buta aksara dan pendidikan kesetaraan. Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (PAUD-PNF) Disdikbud Kota Probolinggo, Heri Wijayani, Minggu (19/12) mengatakan, proses pembelajaran serta lingkungan belajar di Kota Probolinggo diapresiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Satuan PAUD di Kota Probolinggo sudah masuk PAUD berkualitas.
Hal senada disampaikan Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Bidang Pembinaan PAUD-PNF Disdikbud Kota Probolinggo, Asyit Wardono SSos. Ia berharap ke depan lebih baik. ”Semoga dunia pendidikan, khususnya Bidang PAUD dan PNF ini lebih baik, mantap, dan semakin maju. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Probolinggo cukup banyak. Mencapai 224 lembaga. Sebanyak 75% nya sudah terakreditasi,” ujarnya.
Heri juga mengatakan, Satuan PAUD dibedakan menjadi beberapa bagian. Diantaranya, ada Taman Penitipan Anak (TPA) dengan anak usia 0 hingga 2 tahun dan Kelompok Bermain (KB) dengan usia anak 2 sampai 4 tahun. Ada TK-RA dengan usia anak 4 hingga 5 tahun untuk kelas A dan 5 sampai 6 tahun untuk kelas B.
Berkaitan dengan akreditasi, Heri mengatakan, sejauh ini 75% satuan PAUD sudah terakreditasi. Dari 75% itu, 95% merupakan TK-RA. Sisanya KB. Dari 224 satuan PAUD itu, 14 diantaranya sudah termasuk PAUD Inklusi. Untuk akreditasi, dari total yang sudah terakreditasi, 98% sudah A dan sisanya terakreditasi B. [wap]

Tags: