EJISC Dongkrak Realisasi Investasi di Jatim

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim melalui Badan Penanaman Modal (BPM) Provinsi Jatim membuat terobosan baru berupa East Java Invesment Super Corridor (EJISC). Program baru ini yaitu berupa dashboard investasi berbasis web yang berisikan informasi dan data all in one yang dibutuhkan investor yang ingin berinvestasi di Jatim.
Kepala BPM Jatim Ir Lili Soleh Wartadipraja MM menuturkan, dengan adanya EJISC ini para calon investor maupun investor yang akan mengembangkan usahanya dapat segera menentukan investasinya dengan cepat dan tepat. Di laman EJISC memberikan dukungan informasi yang lengkap, akurat dan terpercaya.
Menurut dia, sejak 2009 lalu jumlah calon investor ke Jatim meningkat tajam. Hal itu dapat dilihat dari nilai investasi berdasarkan izin prinsipnya. Namun sayangnya, izin prinsip itu ternyata belum diikuti dengan realisasi investasinya.
“Salah satu faktornya adalah kurang lengkapnya informasi dan data potensi maupun peluang investasi yang ada. Informasi yang disajikan melalui booklet dan leaflet belum dapat menjangkau serta melengkapi informasi yang dibutuhkan para calon investor,” kata Lili dikonfirmasi, Selasa (13/12).
Prospektus yang ditawarkan, lanjutnya, belum disajikan dengan lengkap dan akurat. Selain itu, informasi pendukung investasi yang tersedia belum disajikan dengan terintegrasi, sehingga para calon investor harus mencari informasi dari banyak pihak.
“Yang paling dikeluhkan adalah para investor sulit menemukan kontak person di lokasi investasi yang ditawarkan. Para investor harus berkunjung langsung ke kawasan industri untuk mengetahui lokasi investasi tersebut sehingga memakan biaya dan waktu yang besar,” tuturnya.
Namun setelah adanya EJISC, kata Lili, realisasi investasi di Jatim semakin meningkat. Para investor menjadi semakin meningkat kepercayaannya, karena informasi yang disajikan akurat, up to date dan terpercaya serta dapat berhubungan langsung dengan person in charge. Maka secara tidak langsung akan mempengaruhi kecepatan memutuskan untuk berinvestasi sehingga realisasi investasi semakin tinggi.
Berdasarkan data dari BPM Jatim, total nilai izin prinsip semester I 2016 sebesar Rp 27,94 triliun. Rinciannya PMA (Penanaman Modal Asing) sebanyak 106 proyek dengan nilai Rp 10,29 triliun dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sebanyak 419 proyek dengan nilai Rp 17,69 triliun.
Sementara total realisasi investasi semester I 2016 sebesar Rp 71,62 triliun, meningkat sebesar 5,96 persen dibanding 2015 sebesar Rp 67,59 triliun. Total PMA dan PMDN ada 466 proyek dengan nilai Rp 37,43 triliun serta PMDN Non Fasilitas sebanyak 78.990 unit usaha dengan nilai sebesar Rp 34,19 triliun. [iib]

Tags: