Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim menerjunkan tim untuk mengkaji kelayakan rencana ekplorasi dan ekploitasi Migas di wilayah Tanggulangin , Sidoarjo. Penurunan Tim oleh Dinas Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) ini terkait rencana eksplorasi baru dari PT lapindo, beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim, Ir Dewi J Putriatni mengatakan, tujuan dari diadakannya kajian ini adalah mengetahui secara pasti kondisi bawah permukaan setelah terjadinya semburan lumpur di wilayah sekitar lokasi pusat semburan.
“Selain itu, mengetahui respon masyarakat terkait dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di wilayah sekitar lokasi pusat semburan, dan mengetahui luasan area berdampak berupa penurunan tanah akibat semburan lumpur,” katanya, Senin (18/1)
Dijelaskannya juga lingkup kajian berupa kajian teknis kajian teknis dilakukan dengan pendekatan geologi, geofisika dan geodesi untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dan diatas permukaan.
Selain itu juga ada kajian sosial-ekonomi dilakukan dengan survey respon masyarakat terhadap kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas serta kerentanan sosial-ekonomipenduduk sekitar terutama di wilayah Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.
Selanjutnya, kata Dewi, selama tiga bulan ke depan, Dinas ESDM menurunkan tim Tim dari Pusat Studi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS yang diketuai Dr. Amin Widodo untuk melangsungkan pengkajian dengan jangka waktu pelaksanaan kajian adalah 3 bulan dimulai sejak tanggal 18 Januari 2016. Pengkajian itu menggunakan anggaran dana berasal dari Pemprov Jatim.
Diturunkannya tim itu, dikatakan Dewi, merupakan hasil rapat persiapan yang dilaksanakan tanggal 18 Januari 2016 dihadiri Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur; Pj. Bupati Sidoarjo beserta dengan jajarannya, Kepala SKK Migas Jabamanusa; Tim dari Pusat Studi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), PT. Lapindo Brantas Inc, dan semua pihak peserta rapat mendukung adanya Kajian tentang Aspek Teknis,Sosial dan Ekonomi Kegiatan Pengeboran PT.Lapindo Brantas Inc.
Adanya dukungan penyediaan data yang akan disuplai oleh pihak-pihak terkait yaitu dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, SKK Migas Jabamanusa, BadanPenanggulangan Lumpur Sidoarjo dan PT. Lapindo Brantas Inc.
Dewi juga menceritakan, asalan diperlukan beberapa kajian teknis kondisi terkini berkaitan dengan kelayakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di wilayah tersebut. Selama ini, kegiatan pemantauan aktivitas semburan lumpur hanya terfokus pada area di dalam tanggul dan kondisi tanggul itu sendiri, sedangkan akibat yang muncul karena adanya semburan lumpur pada daerah sekitar tidak dilakukan pemantauan.
Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi geologi lingkungan sehingga apabila dilakukan pengeboran sumur migas berpotensi terjadinya semburan lumpur baru di lokasi yang lain.
Dengan ketidakadaan data baru yang memberikan informasi kondisi bawahpermukaan daerah sekitar setelah terjadinya semburan lumpur, perlu dilakukan kajian mendalam secara menyeluruh sehingga dapat meminimalisir potensi terjadinya bencana kembali akibat adanya kegiatan pengeboran.
Sebelumnya diketahui, hasil studi ITS tahun 2008 dan 2010 menunjukkan telah terjadinya penurunan tanah yang diikuti rusaknya asset, keluarnya semburan gas/air/lumpur dan telah terjadi pencemaran lingkungan.
Tahun 2008 yang terdampak sekitar 500 meter dari batas tanggul luar, tahun 2010 meluas sampai 2 km. Trauma yang masih dirasakan warga masyarakat sekitar semburan lumpur saat ini belum dapat dihilangkan, apalagi dengan adanya rencana kegiatan pengeboran baru di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, Sidoarjo seolah olah membuat keresahan baru penduduk sekitar, sehingga penting dilakukan kajian sosial-ekonomi masyarakat sekitar. [rac]