Faktor Kepemimpinan dalam Transformasi Semen Gresik

Buku Semen IndonesiaResensi Buku :
Judul buku      : Road to Semen Indonesia
                               Transformasi Korporasi, Mengubah Konflik menjadi Kekuatan
Penulis             : Dwi Soetjipto
Penerbit           : Kompas, Edisi I tahun 2014
Tebal buku      : 318 halaman
Peresensi         : M. Ali
                            Wartawan Harian Bhirawa
Semen Gresik memang merupakan BUMN yang besar. Semen Gresik merupakan salah satu kontributor dividen terbesar bagi APBN. Di Industri persemenan nasional, Semen Gresik menguasai pangsa pasar terbesar. Namun di era itu (2004-2007) Semen Gresik sesungguhnya menyimpan benih-benih konflik yang banyak. Benih-benih konflik tersebut terutama dipicu oleh kebijakan pemerintah yang ‘memaksa’ Semen Padang dan Semen Tonasa menjadi anak perusahaan Semen Gresik untuk tujuan IPO pada tahun 1995.
Tuntutan pemisahan diri (spin off) yang dilakukan Semen Padang dan Semen Tonasa pun terus saja terjadi. Kedua perusahaan semen ini pada umumnya tidak rela bila strata mereka hanya menjadi anak perusahaan. Mereka ingin kedudukannya sederajat dengan Semen Gresik. Benik-benih konflik itu semakin kuat ketika Semen Gresik dibeli oleh CEMEX, perusahaan semen asal Meksiko. Terlebih dalam skenarionya, terdapat rencana kalau pemerintah akan menjual masyoritas sahamnya di Semen Gresik ke CEMEX lebih dari 60 persen.
Situasi konflik semakin tinggi. Dalam posisi seperti itu maka pemerintah membutuhkan seorang pemimpin baru (baca : CEO) di Semen Gresik yang mampu mengelola konflik tersbeut. Lantas pemerintah menunjuk Dwi Sutjiopto sebagai CEO Semen Gresik. Di sinilah mulai episode baru Semen Gresik dibawah kendali Dwi Sutjipto.
Buku ini didasarkan atas pengalaman pribadi penulis yang terbawa dalam pusaran konflik yang terjadi dalam Semen Gresik Group pada waktu itu. Pak Dwi –demikian Dwi Sutjipto biasa dipanggil anak buahnya– mampu keluar dari pusaran tersebut dan sekaligus memimpin Semen Gresik melakukan transformasi menjadi Semen Indonesia, sebuah BUMN yang semakin membanggakan.
Upaya konsolidasi tiga BUMN semen menjadi Semen Gresik Group bermula dari cita-cita mulia untuk meningkatka sinergi dan efisiensi dari ketiga pabrik semen tersebut. Langkah yang dilakukan adalah standar text book tentang konsolidasi.
Pendekatan yang teknokratik ini dan hanya menggunakan pertimbangan bisnis, menyebabkan aspek sosiologis dan historis dari masing-masing BUMN yang bersangkutan menjadi terabaikan. Sewaktu pendekatan ini dipaksakan pada masa orde baru yang totaliter, di atas keratas dan secara formaltujuan tercapai dengan terkonsolidasinya tiga BUMN, Semen Gresik, Semen Padang dan Semen Tonasa yang menjadikan Semen Gresik sebuah holding company. Namun di bawah permukaan, penolakan dan bibit-bibit konflik mulai bersemi. Konflik menjadi terbuka dalam masa reformasi dan semakin memburuk dengan penjualan saham PT Semen Gresik (Persero) Tbk kepada perusahaan asing CEMEX.
Buku yang ditulis Pak Dwi ini menjadi pelajaran berharga dalam upaya konsolidasi atau reformasi BUMN pada umumnya. Di mana pertimbangan bisnis dan teknokratik semata tidak mampu memberikan hasil yang optimal karena semua orang merasa memiliki BUMN. Karena watak BUMN menjadi milik bersama, padangan dan kepentingan dari stakeholder harus dipertimbangkan dan diakomodasi secara wajar. Jika tidak, maka bagaimanapun besarnya manfaat menurut justifikasi bisnis akan menghadapi tantangan dari berbagai pihak, walaupun dalam pandangan bisnis sebetulnya tidak perlu dipersoalkan.
Buku ini menceritakan pengalaman dalam memimpin proses konsolidadui dan mengatasi berbagai konflik sebagaimana tersebut do atas. Dan mampu meyakinkan stakeholder untuk menerima visi dan membangun industry semen BUMN menajdi perusahaan berkelas dunia, dan mampu bersaing dalam kencah regional dan bahkan internasional.
Cara-cara yng ditempuh Pak Dwi mulai dari mengatasi konflik di anak-anak perusahaan, membangun sinergi, menciptakan budaya inovasi, hingga menyusunstartegi visi ke depan dapat dibaca dalam buku ini. Pembaca buku ini akan dapat mendalami pengalaman ini dan mengambil pelajaran tentang berbagai aspek dari sisi perumusan visi, starategi dan teknis implementasinya. Buku ini juga sanggup menggambarkan sosok Pak Dwi yang mempunyai keberanian dan konsistensi dalam mengeksekusi visi besar tersebut, yang walaupun memakan wkatu relatif lama ternyata membawa hasil yang menggembirakan. Hari ini kita melihat bahwa, konsolidasi BUMN semen yang dicita-citakan sejak 1995, telah menjelma menjadi Semen Indonesia yang merupakan perusahaan Semen terbesar di Asia Tenggara.

Tags: