Festival Wakaf Indonesia, Sinergi Membangun Produktivitas Berbasis UMKM

Kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Strategi Pengembangan Wakaf Uang dalam Rangka Peningkatan dan Penguatan Pasar Keuangan Syariah’ yang digelar di Hotel Santika Premier Gubeng Surabaya, Jumat (11/8). [Achmad Tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa.
Bekerjasama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Gerakan Wakaf Indonesia (GWI) untuk pertama kalinya menggelar Festival Wakaf Indonesia (FWI) 2023 di Convention Hall Grand City Surabaya.

Beragam acara digelar, mulai dari Focus Group Discussion (FGD), Business Matching, Sertifikasi Kompetensi Nazhir Wakaf, Seminar Wakaf Produktif UMKM, lomba-lomba, Pameran & Wakif Gathering. Selain itu, acara ini digelar, Sabtu (12/8), memilih dua momen penting, yaitu tahun baru 1445 Hijriah dan momentum bulan kemerdekaan.

Ketua Umum Gerakan Wakaf Indonesia, Susi Susiatin mengatakan, FWI diselenggarakan pada moment tahun baru Hijriah agar bisa menjadi spirit baru dan tahun kebangkitan dalam sejarah pengembangan wakaf ke depannya.

“FWI ini terdiri dari beberapa acara yang terangkum menjadi satu rangkaian yang di harapkan bisa menjadi sebuah kesatuan baik untuk peningkatan literasi, Crowdfunding, Pengelolaan harta benda wakaf dan tentunya bagaimana pentingnya berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar dan lebih baik,” terangnya, Minggu (13/8).

Susi menambahkan tujuan diselenggarakannya FWI adalah menggali pontensi dan mengembangkan pemberdayaan wakaf di Indonesia agar lebih memiliki nilai manfaat.

Sementara itu, potensi wakaf di Indonesia sangatlah besar. Bahkan, menurut data dari Badan Wakaf Indonesia, potensi wakaf uang sendiri mencapai Rp180 triliun. Tapi kenyataannya sampai hari ini dana wakaf yang terkumpul masih jauh dari potensi yang ada, hanya sekitar Rp2 Triliun.

Secara mikro, Susi ingin bisa mengajak semua stakeholder untuk mengkampanyekan wakaf produktif dengan masif baik bagi usia produktif juga kaum milenial, meningkatkan literasi wakaf bahwa wakaf ini tidak semata mata menyerahkan kepimilikannya kepada Allah SWT dan mendapat berkahNya.

Untuk itu Susi berharap terlaksanakannya FWI yang pertama ini bisa menjadi milestone dan ada kemajuan untuk setiap proses pengembangan wakaf ke depannya.

Acara business matching yang pertama dilakukan bisa membangun kepercayaan diri dan memotivasi para nazhir untuk optimis dalam pengelolaan harta benda wakaf. Demikian juga dengan para pengusaha dan pelaku UMKM ada cara baru dalam mengemangkan usaha dengan membangun sinergi bersama Nazhir sehingga akan terbentuk ekosistem baru dalam pengembangan wakaf.

“Kami ingin menjadikan event FWI 2023 ini sebagai event tahunan sehingga keberlanjutannya bisa memperkuat positioning wakaf sebagai penguat ekonomi syariah dan menjadikan wakaf sebagai life style. Jadikan wakaf sebagai lifestyle, wakaf bukan karena mampu tapi karena mau,” pungkas Susi. [riq.bb]

Tags: