Frontage Sidoarjo, Proyek Prioritas yang Tidak Ada Gregetnya

Jalan lingkar timur yang terkendala pengadaan tanah.

Sidoarjo, Bhirawa
Frontage Road adalah proyek masa depan Sidoarjo, akan menjalur sutera yang akan menghubungkan kawasan ekonomi Surabaya dan Sidoarjo. Memahami kebutuhan itu, Pemkab Sidoarjo, mulai tahun 2009 sudah melakukan rintisan sebagai persiapan membangun FR Sidoarjo mulai Waru-Gedangan-Buduran sepanjang 9,2 km.
Begitu pentingnya jalur penghubung lalu lintas ini sehingga Pemkot Surabaya bergerak cepat menyelesaikan FR bukan saja di sisi timur Jl Raya A Yani yakni dari Wonokromo sampai bunderan Waru. Tetapi juga menuntaskan sisi baratnya mulai dari Cito super mal Bunderan Waru sampai Wonokromo. Masalahnya sekarang di Sidoarjo, yang tak kunjung tuntas menyelesaikan FR. Padahal gagasan membangun sejak kepala dinas PU Bina Marga di jabat Alm Ir Bambang Yulianto.
Drs Win Hendrarso, yang saat itu masih menjabat bupati Sidoarjo, membenarkan bahwa konsep membangun FR Sidoarjo mulai dari Waru-Gedangan-Buduran itu sudah dimulai sejak lama. ” Saat alm Bambang Yulianto jadi Kadis PU Bina Marga, gagasan itu sudah muncul,” ujarnya kepada Bhirawa, Rabu (6/12) siang.
Bambang Yulianto yang meninggal dalam usia muda oleh banyak pihak adakah pejabat kompeten yang banyak melakukan terobosan di bidang pembangunan infrastruktur Sidoarjo. menyelesaikan pembangunan jalan lingkar timur Sidoarjo di sisi utara sepanjang 3 km.
Bersama-sama dengan departemen perhubungan, kala itu, menyelesaikan pembangunan jalan bypass Juanda. Walaupun jabatan kepala dinas PU Bina Marga hanya dijabat 2 tahun, namun hasil yang bisa dinikmati masyarakat sangat luar biasa. Kerja keras Bambang tidak selesai dengan jalan lingkartimur dan bypass Juanda, tetapi almarhum juga mewacanakan pembangunan FR Sidoarjo.
Delapan tahun sudah berlalu sejak gagasan ini muncul, namun FR Sidoarjo belum terwujud 100 persen. Bisa dibilang baru menyelesaikan 30-40 persen. Sebagai proyek prioritas tampaknya greget prioritas tidak terlihat. Contohnya saja anggaran tahun 2017 Cuma digelontorkan Rp 4 miliar untuk pembebasan dan Rp 1 miliar untuk pemeliharaan jalan.
Anggota fraksi Golkar, Hadi Subiyanto, melihat dinas PUPR tidak serius menyelesaikan frontage road. Apa hasil progresnya selama 1 tahun ini, sudah terlalu lama masyarakat menunggu dan jangan biarkan menunggu lama lagi. “Karena kita yang di bawah ini di maki-maki konstituen, daerah saya desa Tebel itu merupakan lintasan frontage,” ujarnya.
Karena sudah tidak sabar, ia menyetujui berapapun kebutuhan anggaran daerah untuk mempercepat proyek ini. Banggar DPRD Sidoarjo sudah mengelontorkan Rp 85 miliar untuk FR Sidoarjo. Ia meminta tolong Dinas PUPR agar anggaran ini digunakan sebaik-baiknya untuk mempercepat pembangunan. “Masyarakat tidak mau tahu kesulitan kita, maunya jalan ini cepat dirasakan manfaatnya. Masak Surabaya begitu cepatnya membangun, sedangkan Sidoarjo sangat lambat,” bebernya.
Kondisi di lapangan, tahun depan yang tinggal beberapa hari lagi ini Pemkab harus menghadapi persoalan pelik dalam membebaskan lahan di desa Kedungrejo Kec Waru dan desa Sawotratap Kec Gedangan. Lalu bergerak lahan TNI AL di Aloha, desa tebel, Gedangan dan masih banyak lahan perusahaan dan masyarakat yang harus diselesaikan.
Pemkab menganggap FR tetap prioritas dan masuk dalam RPJMD 2016 dengan target selesai 2021 atau saat berakhirnya jabatan Saiful Ilah sebagai bupati Sidoarjo 2 periode. Jalan yang melewati 8 desa dan 31 lahan milik perusahaan dan ratusan rumah milik warga. Sudah 11 perusahaan yang menghibahkan lahannya, sementara 20 perusahaan masih belum.
Sekarang ini jalan FR yang sudah diaspal 4,750 km dari total 9,2 km. Berarti progres pengaspalan sekitar 40 persen, yang masih jalan lingkungan 2,2 km, dan masih berupa tanah sawah 2,250 km.
Bila target selesai tahun 2021, maka FR Sidoarjo sungguh luar biasa. Untuk menyelesaikan jalan baru 9,2 km membutuhkan waktu sekitar 10 tahun lebih. Kabid Pemeliharaan dan pembangunan Dinas PUPR, Yunan Khoiron, tidak mau mengangkat telepon untuk dikonfirmasi masalah ini.(hadi suyitno/bhirawa)

Tags: