Gubernur Presentasikan Keberhasilan Ekonomi Jatim di Singapura

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat memaparkan kesuksesan Pemerintah Jatim dalam membangun daerahnya pada ACI Annual Conference di Grand Copthorne Hotel-Singapura.

Pemprov, Bhirawa
Kondisi ekonomi dan sosial Jatim yang membaik pada hampir satu dekade ini menjadikan Asia Competitiveness Institute (ACI), Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore menghadirkan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo sebagai pembicara pertama dalam konferensi tahunan lembaga ini. Tema konferensi yakni perdagangan, produktivitas, dan daya saing: Revitalisasi Motor Pertumbuhan Asia.
“Penyediaan infrastruktur, adanya jaminan pemerintah terhadap investasi yang masuk, dan ketersediaan tenaga kerja trampil, merupakan sebagian strategi yang ditempuh Jatim dalam menumbuhkan ekonominya,” ujar Gubernur Soekarwo, dalam pemaparan pada acara Asia Competitiveness Institute Tahun 2017, di Hotel Grand Copthorne Waterfront Hotel, Singapura, Jumat (24/11).
Untuk menarik investasi di Jatim, pemprov memberikan empat jaminan bagi investor, yakni ketersediaan energi listrik, fasilitasi penyediaan lahan industri dan fasilitasi perburuhan langsung oleh gubernur atau wakil gubernur jika terjadi perselisihan, serta perijinan layanan satu pintu dengan waktu 17 hari bagi investasi asing dan 11 hari penanaman dalam negeri.
Pemprov Jatim, lanjutnya, juga berkonsentrasi menyediakan tenaga terampil. Oleh karena itu, Pemprov Jatim mengubah komposisi pendidikan SMK dibanding SMA menjadi 70:30 dari awalnya 30:70. Selain itu, dilalukan dual track system, dengan meningkatkan kualitas pendidikan formal melalui kersajama luar negeri dan pengampuan pedidikan SMK oleh perguruan tinggi Jatim yang memiliki jurusan teknik dan SMKN negeri bagi SMK swasta,serta sekaligus peningkatan pendidikab informal dibalai kerja dan balai latihan kerja mini bagi SDM Jatim.
Dalam konteks perdagangan di ASEAN, jelas Pakde Karwo, neraca perdagangan Jatim tercatat surplus US $ 1.062 juta. “Kami surplus sebesar US $404 juta dengan Singapura, Malaysia sebesar US $ 400,9, Philipina US $ 200 juta, dan Vietnam US $ 183,6 juta,” ujarnya didepan peserta konferensi yang terdiri dari para pengusaha dan akademisi Singapura, serta sebagian pengusaha Indonesia. Neraca Jatim hanya defisit dengan Laos dan Thailand Jatim defisit yakni sebesar US $ 1,3 juta dan 161,2 juta karena impor produk bahan baku pupuk dan makanan ternak.
Terkait investasi, Pakde Karwo menjelaskan, Singapura menjadi negara dengan investasi terbesar di Jatim. Jumlah proyek investasi Singapura sebanyak 34 buah dan berkontribusi terhadap 55,81 persen dari total investasi asing di Jatim sebesar Rp.39,4 trilyun. Semakin meningkatnya investasi di Jatim, tidak terlepas dari suasana aman dan nyaman di provinsi ini.
Menjawab pertanyaan Prof Than Kheee Giap, Associate Proffesor ACI tentang rahasia keberhasilan menjabat gubernur dua kali di provinsi dengan jumlah penduduk besar, Pakde Karwo menjelaskan melalui pendekatan kultural terhadap program-program yang dijalankannya.
Diantaranya, pro poor terhadap warga Jatim yang diawal pemerintahannya sebanyak 18,51 persen, pro job terutama bagi pekerja unskilled yang sebagian besar di bidang pertanian dan perikanan, dan pro jender terutama di kalangan pesantren dan koperasi wanita sebesar Rp25 hingga 100 juta guna mengurangi gerak lintah darat. Juga pro environment yang menjadikan vegatasi di Jatim dari 28 persen menjadi 41 persen terutama melalui tanaman sengon, dan pro growth tanpa menjadikan peningkatan disparitas. [iib]

Tags: