Gubernur: Tanggul Harus Segera Dibangun

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau kondisi banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kesamben, Jombang, Senin siang (06/05). [Arif Yulianto]

Terkendala Lahan, Tak Tergarap Sejak 2012
Pemprov Jatim, Bhirawa
Peristiwa banjir di sejumlah daerah di Jatim kembali menarik perhatian Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Kali ini, Gubernur Khofifah kembali turun untuk meninjau lokasi banjir di Kabupaten Mojokerto dan Jombang.
Menurut Khofifah, banjir yang berkelanjutan di beberapa daerah di Jatim membutuhkan strategi berjangka panjang dengan membuat tanggul Kali Lomong. Ini sebetulnya proyek lama sejak 2012. Namun hingga saat ini masih terkendala lahan.
“Tadi saya telepon Pak Menteri PU, pada dasarnya pembebasan lahan itu kan tugas dari pemerintah kabupaten. Yang penting masyarakat, bagi yang daerah akan digunakan untuk tanggul setuju, maka pemerintah pusat melalui Menteri PU-Pera siap membayar tahun ini juga,” tutur Khofifah, Senin (6/5).
Untuk membangun tanggul membutuhkan lahan sekitar 7,1 km. Gubernur Khofifah menegaskan, bahwa anggaran untuk pembebasan lahan telah siap. Bahkan bisa langsung dilakukan ground breaking pada tahun 2019 jika lahan itu sudah siap. “Butuh dialog persuasif secara mendalam karena menjadi kepentingan masyarakat banyak. Saya mohon masyarakat bersedia melepaskan lahannya agar tanggul bisa segera dibangun,” tambahnya.
Dijelaskan Khofifah, banjir yang menggenangi Desa Tempuran Mojokerto sudah berlangsung selama enam hari. Penyebabnya karena tiga sipon tertutup alirannya. Perkembangan sampai saat ini dari ketiga sipon tersebut, satu sudah terbuka, satu baru terbuka setengah dan satunya masih tertutup. “Apabila ketiga sipon tersebut terbuka secara normal maka air yang surut akan signifikan” ujarnya.
Gubernur menuturkan, Banjir yang menggenangi Desa Tempuran meluber di dua dusun yaitu Dusun Tempuran dan Dusun Bekucuk. Jumlah rumah warga yang masih terendam banjir di dusun Tempuran sebanyak 42 KK 158 jiwa,30 rumah, dan di Dusun Bekucuk sebanyak 238 KK 950 jiwa dan 350 rumah. Ketinggian genangan air di jalan antara 60-70 cm dan di dalam rumah antara 30-40 cm.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa didampingi Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi dan Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, melakukan kunjungan dan meninjau korban banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto untuk menyerahkan bantuan seperti sembako. “Yang sabar ya Pak, bu, jangan sampai puasanya batal ya,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi mengatakan, sumbatan sudah terjadi sejak tanggal 1 Mei lalu. Pemkab Mojokerto sendiri, telah melakukan tindakan penanganan dari sektor terkait.
“Banjir disebabkan sumbatan sampah ranting sejak 1 Mei lalu. Pemerintah Kabupaten Mojokerto sudah menggerakkan semua potensi dan organisasi terkait untuk menangani hal tersebut. Kita juga sudah siapkan logistik dan kebutuhan dapur untuk 1.027 KK dari 2 dusun,” tambah wabup.
Pada kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga meninjau Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang yang juga terendam banjir. Affoer Watudakon yang merupakan penyebab terjadinya banjir di daerah ini karena affoer itu tengah mengalami sedimentasi maupun penyempitan.
“Kemarin saya ke Gresik, hulunya ada di Kali Lamong yang ada juga muara yang berhilir ke sini, Mojokerto. Lalu di sini salah satu penyebabnya adalah Sungai Watudakon yang mengalami penyempitan. Ada sedimentasi maupun penyempitan,” paparnya.
Wakil Bupati Jombang, Sumrambah yang ikut mendampingi gubernur mengatakan, untuk penanganan banjir tahunan yang terjadi di Kecamatan Mojoagung, Jombang, saat ini tinggal permasalahan di Desa Kademangan saja.
“Tinggal satu sisi saja, yang di Kademangan, Insya Alloh tahun ini selesai, kita masih minta anggaran hampir 10 Milyar kepada pemerintah pusat untuk membuat tanggul terakhir di dekat Kantor Kelurahan (Kademangan),” pungkas Sumrambah. [tam,rif,kar]

Tags: