Harapkan Dana Silpa Demi Perbaikan Infrastruktur

Salah satu jalan antar desa di wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang yang sudah mendapatkan peningkatan perbaikan, dengan menggunakan dana APBD Kab Malang. (cahyono/bhirawa)

Salah satu jalan antar desa di wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang yang sudah mendapatkan peningkatan perbaikan, dengan menggunakan dana APBD Kab Malang. (cahyono/bhirawa)

Kab.Malang, Bhirawa
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) dan Dinas Bina Marga (DBM) Kabupaten Malang berharap agar Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) bisa digunakan untuk melanjutkan perbaikan infrastruktur.
Kepala DCKTR Kabupaten Malang Romdhoni, Rabu (10/6), kepada Bhirawa mengatakan, pada tahun 2014, dinas yang dipimpinnya mendapatkan alokasi dana sebesar Rp98 miliar. Sedangkan dana tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Malang, dan juga bersumber dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) yang dicairkan melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
“Dalam perjalanannya, anggaran yang kami terima itu, menyisakan Rp 4,2 miliar,” terangnya.
Sementara, kata dia, anggaran tersisa itu, dari hasil tender yang tidak bisa dimanfaatkan pada tahun lalu, lantaran terkendala waktu.  Dengan adanya SILPA, maka pihaknya akan meminta DPRD untuk ditambahkan pada perubahan APBD 2015 ini. Sedangkan SILPA tersebut berasal dari sisa tender proyek Pasar Sumedang, Kecamatan Kepanjen, Kebupaten Malang sebesar Rp 4,2 miliar.
“Proyek pembangunan Pasar Sumedang untuk tahap pertama lebih banyak menyumbang SILPA terbesar. Dan untuk pembangunan tahapan berikutnya, akan kami memperjuangkan agar mendapatkan tambahan anggaran. Sebab, dengan melihat jumlah dana tersebut, jelas tidak mencukupi untuk melanjutkan pembangunan proyek Pasar Sumedang,” ungkap Romdhoni.
Secara terpisah, Kepala DBM Kabupaten Malang Moch Anwar juga mengaku, jika dinasnya juga mengalami SILPA yakni sebesar Rp 3,4 miliar. Nantinya dana SILPA ini, akan difokuskan untuk pembangunan infrastruktur jalan yaitu pada jalan antar desa, terutama pada desa yang terisolasi, serta jalan yang memiliki potensi ekonomi dan pariwisata. Dengan anggaran tersisa tersebut.
“Maka anggaran itu akan kita tambahkan di APBD 2015 ini, yakni untuk pembangunan jalan desa sepanjang 9 ribu kilometer (km),” paparnya. Jalan desa yang sudah dipetakan itu, lanjut dia, terletak di pedesaan dengan tingkat  kerusakan yang butuh penanganan cepat. Karena jalan tersebut sebagai jalan ekonomi, serta jalan yang menghubungkan desa terpencil dan pariwisata. Sehingga dengan fokus pembangunan maupun perbaikan jalan desa yang memiliki potensi pariwisata, tentunya akan berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan. [cyn]

Tags: