Hipertensi Harus Hindari Olah Raga Berat

Olah raga dapat berdampak positif dan negatif bagi penderita diabetes

Olah raga dapat berdampak positif dan negatif bagi penderita diabetes

Surabaya, Bhirawa
Kendati dinilai sehat bagi banyak orang, olah raga ternyata dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Olah raga secara berlebihan akan menjadikan penderita hipertensi sembuh bahkan bisa berakibat fatal atau mematikan
Dokter spesialis ginjal dan hipertensi, Adi Husada Undaan Wetan Surabaya dr Aditia Wardana Sp PD-KGH mengaku, pencegahan bisa dilakukan lewat pola hidup sehat, salah satunya adalah dengan olahraga teratur. Olah raga diyakini mampu menekan meningkatnya tekanan pada darah, akantetapi olahraga berat justru bakal memicu naiknya tekanan darah. ”Jika sudah terserang hipertensi, olahraga ringan bisa jadi pilihan contohnya, berjalan kaki setiap pagi, jogging, bersepeda atau berenang. Olah raga harus didahului dengan pemanasan, agar tekanan darah tidak langsung melonjak. Tapi bagi penderita hipertensi dilarang olah raga yang terlalu berat,” ujarnya.
Dikatakannya, beban olah raga, tenaga yang harus dikeluarkan, dan durasi olah raga dapat memicu stress dan kelelahan fisik yang akan membuat tekanan darah meningkat bagi penderita hipertensi. Oleh karena itu penderita tidak dianjurkan olah raga berat, cukup yang ringan dan santai. Menurutnya, dengan menjaga pola makan juga wajib dilakukan. Konsumsi makanan begizi dengan kadar nutrisi tingi bisa jadi solusi. Bahkan lebih baik jika rajin mengonsumsi makanan yang mengandung kalium, megnesium dan kalsium. Sebab, kandungan yang ada mampu mengurangi tekanan darah.
“Selain itu, konsumsi garam harus dikurangi. Karena itu, penderita hipertensi harus jauh dari makanan dengan kadar garam tinggi,” paparnya.
Dokter Adit juga menyarankan agar berhenti merokok. Sebab, merokok bisa melukai dinding pembuluh darah. Sehingga mempercepat pengerasan pembuluh darah yang dapat memicu
stroke. Terakhir, konsumsi obat-obatan antihipertensi secara teratur bagi yang sudah menderita tekanan darah tinggi.  “Sehingga bisa menurunkan resiko serangan dan penyakit jantung, stroke, serta penyakit ginjal,” pungkasnya.
Dokter Instalasi Hemodialisis RSU dr Soetomo Surabaya, dr Pranawa SpPD-KGH menyatakan, jumlah penderita hipertensi di Jatim meningkat setiap tahunnya sebagian besar disebabkan kondisi stres. “Seseorang dalam kondisi stres akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan pengeluaran cairan lambung yang berlebihan. Akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang dan nyeri kepala. Jika hal ini terjadi terus-menerus, dapat menyebabkan komplikasi hipertensi,” katanya.
Selain stres, tambah dia, pola hidup yang tidak seimbang juga berpotensi timbulnya hipertensi. “Sikap hidup yang tidak tepat antara asupan makanan, olahraga dan istirahat,” kata Paranawa. Gejala awal dari hipertensi akibat pola hidup yang salah adalah obesitas. “Jika berat badan di atas normal atau obesitas, bisa dipastikan penyakit lain mudah berdatangan. Misalkan kencing manis dan gangguan jantung,” tambahnya. [dna]

Tags: