ITN Malang Bangun PLTS 500 KWP di Kampus 2

Rektor ITN Malang, Prof Abraham Lomi dan sejumlah tokoh saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan PLTS di Kampus II ITN, akhir pekan kemarin. [m taufiq]

Malang, Bhirawa
Institut Teknologi Nasional , (ITN) Malang mempelopori pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Ground breaking PLTS dilakukan di Kampus 2 ITN, akhir pekan kemarin. Rektor ITN Malang, Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE menegaskan, pembangunan PLTS ini merupakan yang pertama di pulau Jawa.
“Tingkat Nasional, ITN menjadi yang kedua. Karena, PLTS pertama sudah terbangun di Institut Teknologi Sumatera. Kekuatan energinya sekitar 500 KWP,” tukas Abraham.
PLTS ini nantinya tidak hanya bermanfaat untuk ITN saja. Namun, ITN akan mengekspor energi sisanya untuk PLN. Kerjasama ITN Malang dengan BUMN untuk pembangunan PLTS, lanjut dia tentunya sangat bermanfaat juga untuk masyarakat.
“Target pembangunan PLTS kerjasama PT Wijaya Karya dan juga PT Sun Energi ini diperkirakan rampung empat bulan,” sebut Rektor yang baru saja dilantik beberapa hari lalu.
PT Wijaya Karya dan juga PT Sun Energi akan membangun sebuah kampus yang terintegrasi. Tentu energi yang ada tak mencukupi. Sehingga, tidak menutup kemungkinan ITN akan menambah 500 KWP. Tetapi kembali lagi, PLTS bukan hanya untuk kebutuhan kampus. Bisa juga untuk riset mahasiswa dan dosen serta kampus lain,” tambah dia.
Selain itu, Kampus ITN Malang juga akan memberikan pelatihan manajemen energi. Terutama kepada daerah-daerah yang memiliki pembangkit seperti ini.
Sementara itu, Direktur Operasi II PT Wijaya Karya ( Tbk) Harun Ahmad Zuhdi sepakat. PT ini adalah leader dalam renewable energi. Bangsa Indonesia juga memiliki potensi energi terbarukan yang besar. Indonesia harusnya tidak hanya raja energi surya lewat PLTS. Tetapi juga geotermal dan lainnya.
“Saya tentu akan meng campaign itu. Masak Indonesia tidak bisa menguasai itu. Padahal Indonesia ada semua. Tugas saya memprovokasi provider untuk membangun di Indonesia,” jelasnya.
PLTS seperti di ITN akan memajukan bangsa. Berbagai macam pembangunan semakin mudah dengan melimpahnya energi.
Sementara, perwakilan PT Sun Energy, Reynaldi Wijaya menambahkan. PTLS akan terbangun secara on grid. Sistem On-Grid merupakan sistem fotovoltaik. Yang hanya menghasilkan daya ketika jaringan utilitas PLN tersedia. Sistem ini harus terhubung ke grid agar berfungsi. Kelebihan daya akan kembali ke sistem jaringan. Misalnya, sel surya PLTS memproduksi daya berlebih. Sehingga ada surplus untuk penggunaan nanti.
Sistem On-Grid merupakan sistem paling sederhana. Sistem ini juga paling hemat biaya untuk menginstal energi panel surya. Tetapi sistem ini tidak memberikan daya cadangan selama pemadaman.
“Kapasitasnya tentu bisa expand lagi. Tergantung kemampuan kampus,” jelasnya.
Investasi PLTS ini sekitar Rp7 miliar. PT Sun Energi juga akan mengeluarkan investasi penuh. Sehingga kampus sama sekali tidak mengeluarkan dana. Tetapi kampus bertanggung jawab terhadap biaya operasional PLTS. Nanti kelebihan dayanya akan ekspor ke PLN dan akan dijalin kerjasama. [mut]

Tags: