Jawab Tantangan Merdeka Belajar, 28 CGP Panen Hasil Belajar

28 Calon Guru Penggerak (CGP) mengikuti Loka Karya 7 panen hasil belajar di Pendopo Lokatantra Lamongan. [alimun hakim]

Lamongan, bhirawa
Loka Karya 7 Panen Hasil Belajar Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 8 wilayah mitra Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Lamongan digelar dan diikuti sebanyak 28 Calon Guru Penggerak (CGP) di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, Senin (4/12).

Dihadapan CGP angkatan 8 yang terdiri dari guru TK 4 orang, SD 8 orang, SMP 8 orang, dan SMA/SMK 8 orang, Bupati Yuhronur menegaskan jika guru penggerak merupakan teladan pengimbasan (menggerakan guru lain untuk perubahan pendidikan) serta memberdayakan peserta didik dalam merdeka belajar.

“Saya yakin semua sudah memahami bahwa, pendidikan ini bukan hanya sekedar mengajar atau mengejar hasil. Namun kita melakukan ini semua paham bahwa, pendidikan ini adalah untuk melahirkan generasi-generasi ke depan generasi-generasi pembaharu yang akan menjawab panggilan dan tantangan zaman,” tegas Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat membuka Lokakarya.

Para CGP yang telah menempuh pembelajaran selama 6 (enam) bulan tersebut juga diapresiasi Pak Yes atas segala perjuangan yang telah dilalui.

“Saya yakin untuk melampaui fase ke 7 ini telah melalui tahapan perjuangan. Bagaimana membagi waktu antara keluarga, kedinasan, sekolah, tapi akan menjadi indah pada saatnya. Karena perjuangan ini sangat luar biasa bagi menamkan pendidikan bagi generasi yang akan datang,” imbuh Pak Yes.

Sementara itu, Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Lamongan, Pemkab Lamongan telah memiliki 1.000 guru pengimbas. Melihat hal tersebut, Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur Abu Khaer menyampaikan terima kasih atas dukungan dalam pengimplementasian kebijakan merdeka belajar guru penggerak Kabupaten Lamongan.

“Para guru penggerak Kabupaten Lamongan telah membagi praktek baik hasil belajar pendidikan guru yang telah diikuti, yang telah di imbaskan kepada kawan-kawan guru yang belum berkesempatan karena suatu hal sebagai peserta. Program pendidikan guru penggerak ini sangat keren sekali meskipun peserta pengimbasan tidak menerima sertifikat pendidikan guru penggerak, tapi menerima hasanah memenuhi panggilan negeri menjadi gerilyawan-gerilyawan pembelajaran,” ucap Abu.

Dijelaskanya, terwujudnya guru penggerak di Kabupaten Lamongan merupakan wujud gotong-royong, ikhtiar kolektif menyongsong pembelajaran sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.

“Keyakinan Mas Nadim Mendikbud Ristek, yang beliau sampaikan pada upacara hari peringatan hari guru nasional tahun 2023 yang lalu, bahwa bapak ibu guru sebagai nahkoda tidak mau membalikkan lagi arah kapal Merdeka Belajar dan itu akan dibuatkan dan sudah dikuatkan di Kabupaten Lamongan,” pungkasnya. [aha.yit.ina]

Tags: