Jokowi Konkretkan Mitra Strategis Tiongkok

10-JokowiJakarta, Bhirawa
Presiden RI Joko Widodo mengharapkan hubungan kedua negara yang telah menjadi mitra strategis komprehensif dapat lebih nyata diwujudkan, sehingga akan bermanfaat bagi rakyat kedua negara.
“Hubungan Indonesia dan Tiongkok telah berjalan sejak ratusan tahun silam, ini menjadi modal bagi kedua negara untuk menjadi mitra strategis komprehensif. Ke depan, saya ingin kemitraan strategis yang komprehensif ini dapat semakin konkret,” kata Presiden Jokowi, saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, di Beijing, Minggu (9/11) kemarin.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Balai Agung Rakyat itu, Presiden Jokowi didampingi Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, dan Wakil Ketua DPD GKR Hemas.
Presiden Jokowi menambahkan, kemitraan stretegis komprehensif jika diwujudkan makin nyata, akan memberikan keuntungan bagi kedua negara, terutama rakyatnya.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan pula terima kasih atas undangan yang diberikan Presiden Xi Jinping untuk hadir dalam pertemuan ke-22 pimpinan ekonomi APEC yang akan berlangsung mulai Senin (10/11) selama dua hari.
Presiden Jokowi juga mengundang Presiden Xi Jinping untuk hadir pada peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika di Indonesia mendatang.
Indonesia dan Tiongkok menjadi mitra strategis yang dikukuhkan melalui kesepakatan bersama ditandatangani Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Tiongkok Hu Jintao pada 25 April 2005.  Kedua negara kemudian sepakat meningkatkan sebagai mitra strategis komprehensif pada Oktober 2013, saat Presiden Tiongkok Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia.
Sebagai kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia, kini Tiongkok tercatat memiliki cadangan devisa dalam mata uang asing sekitar 3,5 triliun dolar AS. Namun dengan potensi yang dimiliki, investasi yang ditanamkan Tiongkok ke Indonesia hingga 2012 baru mencapai 2,02 miliar dolar AS, demikian data dari China-ASEAN Business Council. Padahal sebagai negara terbesar di Asia Tenggara dengan total GDP mencapai 1 triliun dolar AS, plus pertumbuhan ekonomi yang positif, perbaikan iklim investasi didukung stabilitas politik yang relatif stabil, Indonesia dapat menjadi negara tujuan yang menarik bagi investor asing, terutama dari Tiongkok.
Pertemuan Presiden Jokowi dengan pemimpin Tiongkok itu berlangsung sekitar 30 menit, dan langsung dilanjutkan dengan pertemuan serupa dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang.
Pertemuan bilateral Presiden Jokowi dengan Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang merupakan awal kegiatannya, sebelum mengikuti pertemuan ke-22 pimpinan ekonomi APEC 2014.  [ant.ira]

Keterangan Foto : Presiden Joko Widodo (tengah) memperkenalkan Duta besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok merangkap Mongolia, Soegeng Rahardjo (kiri) kepada Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping di Balai Agung Rakyat di Beijing, Minggu (9/11) kemarin.

Tags: