Kabupaten Tulungagung Buru Sertifikat Geopark Nasional

Bupati Maryoto Birowo memberikan cinderamata pada tiga narasumber dalam Seminar Nasional Tulungagung Menuju Geopark Nasional, Kamis (12/11).

Tulungagung, Bhirawa
Pemkab Tulungagung saat ini sedang berusaha menasbihkan Kabupaten Tulungagung sebagai salah satu geopark atau taman bumi nasional. Apalagi potensi keanekaragaman geopark di Kota Marmer tersebut relatif banyak.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, usai membuka Seminar Nasional Tulungagung Menuju Geopark Nasional di Hotel Crown Victoria, Kamis (12/11), menyatakan keoptimisannya jika Kabupaten Tulungagung dapat menjadi salah satu tempat geopark nasional di Indoensia. “Diadakannya seminar ini juga sebagai upaya Tulungagung menjadi geoprak nasional,” ujarnya.
Menurut dia, potensi unggulan Kabupaten Tulungagung untuk mendapat sertifikat geoprak nasional sangat terbuka lebar. Utamanya dengan keberadaan pegunungan marmer, Gunung Purba Budeg dan situs manusia purba Wadjakensis yang ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di daerah Wajak, Besole, Kecamatan Besuki.
“Geopark di Tulungagung luar biasa. Bahkan bisa lebih besar lagi dari (situs) Trinil. Jadi kami optimis dapat menjadi geopark nasional,” ucapnya.
Dibeberkan mantan Sekda Tulungagung ini, luasan potensi geopark di Kabupaten Tulungagung mencapai panjang 55 km. Sedang lebarnya antara 12 km sampai 15 km. “Ini potensial sekali dan merupakan laboratorium alam,” tandasnya.
Bupati Maryoto Birowo berharap dengan keberagaman geopark tersebut dalam waktu dekat Kabupaten Tulungagung dapat segera dinobatkan sebagai salah satu taman bumi nasional di Indonesia. Terlebih Pemkab Tulungagung memberi dukungan penuh, termasuk anggarannya.
“Tahun ini saja kami anggarkan di PAK APBD 2020 sebesar Rp 300 juta agar Tulungagung menjadi geopark nasional. Tahun depan (anggarannya) bisa lebih besar lagi,” paparnya.
Hal yang sama dikatakan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Tulungagung, Maryani. Menurut dia, ada 27 item keanekaragaman geopark di Kabupaten Tulungagung yang akan diajukan ke pemerintah pusat untuk memperoleh sertifikat geopark nasional. Rinciannya, 10 item berupa geoheritage, 13 item cultural diversity (keragaman budaya) dan empat item bio diversity (keragaman hayati).
“Nantinya kalau sudah menjadi geoprak nasional, kami akan pula lanjutkan untuk mendapat sertifikat dari Unesco. Jadi tidak hanya berhenti di tingkat nasional,” katanya.
Sementara itu, tampil sebagai narasumber dalam Seminar Nasional Tulungagung Menuju Geopark Nasional adalah Ketua Tim Ahli Geopark dari UPN Veteran Yogyakarta, Dr Ir C Pasetyadi, Peneliti Ahli Utama Pusat Survey Geologi Kementerian ESDM, Ir Hanang Samodra MSi, dan General Manager Gunung Sewu Unesco Global Park, Ir Budi Martono MSi. [wed]

Tags: