Kadin Imbau Pemkot Surabaya Berpihak Industri Kreatif

Wawali-Surabaya-Wisnu-Sakti-Buana-ketika-memberi-arahan-Raker-Kadin-Surabaya. [m ali/bhirawa]

Wawali-Surabaya-Wisnu-Sakti-Buana-ketika-memberi-arahan-Raker-Kadin-Surabaya. [m ali/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Rapat Kerja Kadin Surabaya merekomendasikan agar Pemkot Surabaya lebih berpihak kepada peningkatan pertumbuan industri kreatif dengan memberikan infastruktur tambahan. Demikian dikatakan Ketua Kadin Surabaya, Jamhadi di Hotel Shangrila Surabaya, Rabu (19/10).
Menurut Ketua Kadin Surabaya, Jamhadi, saat ini kontribusi industri kreatif terhadap  PDRB  Surabaya hanya dikisaran 5,71% dari total PDRB Surabaya yang mencapai Rp 300 triliun di tahun 2015 Padahal potensinya masih sangat besar.
Industri perfilman misalnya, saat ini di Indonesia hanya ada sekitar 1.170 studio film. Padahal Presiden Indonesia, Joko Widodo menargetkan jumlah studio film di seluruh Indonesia hingga tahun depan mencapai 5.000 studio film. Bahkan Jokowi tidak memasukkan industri ini dalamdaftar “negative investment”, sehingga sahamnya bisa dimiliki asing 100% asal 60% konten dari film yang dirilis adalah konten lokal. “Dan Surabaya banyak yang bisa digali, bisa dieksplorasi,” terang Jamhadi.
Selain perfilman, industri kreatif yang bisa dikembangkan adalah industri fasion, industri IT, arsitektur dan kesenian lainnya. Sementara industri kreatif yang sudah berkembang di Surabaya masih diseputar sektor gastronomi atau industri makanan dan minuman.
“Kami menargetkan sumbangan industri ini akan naik menjadi 30% dari saat ini yang hanya 5,71% terhadap PDRB Surabaya. Ini harus dikejar karena sektor industri di Surabaya sedikit demi sedikit dikurangi dan telah dialihkan ke berbagai kota di sekitar Surabaya. Kreatifitas harus ada di segala sektor usaha dan harus ada substitusi usaha lain,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Walikota Surabaya, Wisnu Sakti Buana mengatakan, sejauh ini pertumbuhan ekonomi Surabaya cukup tinggi, mencapai 5,5%. Tingginya pencapaian tersebut disebabkan 90% ekonomi Surabaya ditopang oleh sektor informal, khususnya UMKM. Dan sektor informal ini terbukti paling tahan terhadap gejolak ekonomi.
“Pembinaan sudah kami lakukan, harusnya pembiayaan didukung pula oleh perbankan, utamanya Bank Jatim. Sementara pasarnya, Kadin yang membuka. Untuk itu kami berharap, dalam agenda Raker Kadin Surabaya ini akan menelurkan rekomendasi mendasar dalam pengembangan industri informal, industri kreatif dan UMKM,” pungkasnya. [ma]

Tags: