Kehadiran BPJS Pengaruhi Bisnis Asuransi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Tingginya minat masyarakat terhadap layanan kesehatan yang dikeluarkan pemerintah melalui program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mulai mempengaruhi sejumlah perusahaan asuransi yang berada di Indonesia.
Turunnya jumlah nasabah asuransi swasta lebih disebabkan oleh biaya BPJS Kesehatan yang jauh lebih murah. Paling banyak adalah turunnya nasabah yang bersifat koorporasi.
Head of Sales Mandiri Inhealth Office Surabaya AA Putu Mawar, mengatakan, menilik waktu dua tahun yang lalu pertumbuhan nasabah asuransi selalu mengalami tren peningkatan, tetapi untuk satu tahun terakhir ini jumlah peserta yang mengikuti peserta asuransi swasta mengalami penurunan. Terutama untuk nasabah yang berasal dari perusahaan.
“ Nasabah koorporasi memang turun, karena banyak perusahaan yang tidak mau terbebani dengan dua layanan jaminan kesehatan. Memang secara tidak langsung, BPJS ikut mengikis nasabah asuransi swasta karena dari segi biaya memang lebih murah, selain itu aturan pemerintah yang mewajibkan perusahaan untuk menggunakan BPJS kesehatan,” ujarnya, Senin (27/7) kemarin.
Diakui Putu, turunnya jumlah keikutsertaan nasabah terhadap asuransi swasta memang tidak terlalu frontal dan drastis. Tapi dari segi pencapaian pendapatan pada tahun ini dapat di pastikan mengalami  penurunan, bisa saja target pada tahun ini belum tercapai dan akan di coba lagi pada tahun berikutnya.
“Penurunan sekitar sembilan persen. Padahal sebelumnya hampir selalu naik antara lima sampai sepuluh persen. Jumlah peserta asuransi kesehatan mandiri Inhelth saat ini sekitar 91.000 orang. Setahun sebelumnya ada 100.000-an orang,” jelasnya.
Saat ini terdapat 42 perusahaan di Jatim yang tidak melakukan perpanjangan kontrak dengan Inhealth dalam rentan kurun waktu satu tahun. Alasan mereka tetap sama, hanya menggunakan satu jenis layanan asuransi kesehatan yang dikeluarkan pemerintah.
Sampai saat ini Inhelth hanya melayani pasar korporasi. Perusahaan yang 80 persen sahamnya dikuasai PT Bank Mandiri (Persero) Tbk itu belum berencana berekspansi menyasar individual.”Sebenarnya pasar besar di sana. Saat ini jumlah perusahaan yang bekerja sama dengan kami ada 128,” lanjutnya.
Sementara itu Luci Indarti kepala cabang perusahan asuransi AIA Surabaya mengungkapkan sebenarnya layanan BPJS masih belum bisa dikatakan sesuai standar asuransi swasta. Jika nasabah yang bersangkutan sedang tindakan operasi, pada hari itu juga jika kondisi nasabah siap untuk operasi dapat dilakukan. Tetapi dengan menggunakan BPJS, nasabah harus diminta menunggu dua minggu atau satu bulan lagi.
“ Jika penyakitnya membutuhkan operasi, asuransi swasta dapat langsung digunakan pada hari itu juga. Tetapi dengan BPJS masyarakat di minta untuk antri atau menunggu waktu operasi dua minggu sampai satu bulan,” ujar wanita kelahiran Kota Malang.
Luci mengakui, kendala biaya yang lebih murah banyak nasabah yang individual lebih melepaskan asuransi swastanya. Karena perbedaannya cukup mencolok, semisal satu keluarga terdiri 4 orang sedangkan biaya premi per orang mencapai Rp.200 ribu, maka dalam satu bulan mereka harus membayar Rp.800 ribu. Tetapi dengan BPJS kelas satu dengan biaya per bulannya Rp.59 ribu dikalikan empat orang maka biayanya Rp.236 ribu. [wil]

Tags: