Kopi Cap Kapal Api Berbagi Kreatif Ajak Tekuni Dunia Usaha

Networking Day Surabaya – Secangkir Semangat.

Surabaya, Bhirawa
17 Juli 2018, para insan kreatif bertemu dan saling mengembangkan pengetahuan seputar sociopreneurship dalam kegiatan bertemakan Networking Day yang diselenggarakan Kopi Kapal Api di Satu Atap Co-working Space, Surabaya. Pada kesempatan ini, para sociopreneur sukses yang telah lebih dulu menggeluti usaha sosial berbagi pengalaman dan menularkan inspirasi serta menggali gagasan anak muda yang dapat memberikan dampak sosial.
Setelah hadir di kota sebelumnya dengan ragam perpaduan mentor, kali ini Networking Day menghadirkan dua mentor program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu yang memiliki kepedulian dan kejelian melihat permasalahan sosial-ekonomi di lingkungan sekitar dan menjadikan pemberdayaan masyarakat menjadi solusi yang diterapkan guna peningkatan kualitas kesehatan dan pengelolaan sampah.
Setelah Ayu, sapaan Azalea, hadir di kegiatan serupa, kini Melia Winata yang merupakan co-founder dari usaha sosial Du’Anyam juga sekaligus mentor program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu menceritakan asal mula menjalani sociopreneurship. Du’Anyam merupakan sebuah usaha sosial yang didirikan oleh tiga sahabat, Azalea Ayuningtyas, Melia Winata, dan Hanna Keraf yang berfokus untuk memberdayakan dan meningkatkan kesehatan para ibu di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui kegiatan menganyam lontar.Seiring berjalannya waktu, Du’Anyam tidak hanya memberdayakan para ibu saja, melainkan juga para generasi perempuan yang lebih muda supaya kegiatan menganyam lontar ini dapat terus dilestarikan. Saat ini, Du’Anyam telah membina lebih dari 450 ibu dan perempuan muda di 17 desa di Flores Timur, NTT.Saat membagikan pengalamannya, Melia menceritakan kondisi para ibu di NTT yang bekerja di ladang untuk mencari nafkah, bahkan saat hamil sekalipun, serta kurangnya akses terhadap uang tunai yang menjadi faktor permasalahan kesehatan ibu dan anak di NTT.
Du’Anyam hadir untuk memberikan alternatif pekerjaan melalui kegiatan anyaman, guna memberikan tambahan pendapatan dan akses kesehatan yang lebih baik untuk para ibu. “Du’Anyam hadir bagi para wanita di NTT bukan untuk mengganti kegiatan utama mereka. Kami hanya memberi kesempatan untuk melakukan pekerjaan alternatif. Para wanita kami berikan kompensasi sesuai dengan jumlah produk jadi yang dapat mereka hasilkan,” ungkap Melia yang menjadi penanggung jawab pemasaran Du’Anyam.
Melia pun berbagi kiat dalam menjalankan sebuah usaha sosial. “Memperhatikan keberlanjutan adalah hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu usaha sosial, salah satu cara yg kami lakukan untuk menjaga keberlanjutan adalah mengajarkan para ibu untuk menciptakan produk yang unik, fungsional, berkualitas sehingga bisa diterima dengan baik oleh pasar,” papar dia.
Kisah inspiratif juga diceritakan oleh mentor program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu asal Surabaya, Vania Santoso, yang memberdayakan masyarakat dari kelompok marjinal sebagai pengrajin di heySTARTIC, sebuah usaha sosial yang menginovasikan produk daur ulang.
Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, Vania dan kakaknya, Agnes telah aktif dalam proyek sosial kepedulian lingkungan. Vania pun tergugah untuk fokus pada pengelolaan sampah yang bisa membuat orang bangga memakainya, seperti inovasi daur ulang kertas semen yang hasil akhirnya menyerupai kulit.
“Kami berpikir keras untuk mencari cara agar proyek sosial bisa menjadi sebuah usaha sosial yang bekelanjutan. Kendala terbesar adalah pada proses pemasaran karena untuk di Indonesia sendiri, produk sampah masih sering dipandang sebelah mata. Akhirnya kami mulai mengembangkan produk-produk fashionable dengan merek heySTARTIC, Artistic Eco-fashion,” cerita Vania dalam kegiatan Networking Day di Surabaya. “Pada awalnya, saya kesulitan membangun bisnis berbasis sosial ini. Sebab materi bisnis pada umumnya  hanya fokus mengejar keuntungan,” tambah dia. [ma]

Tags: