Kota Probolinggo Bakal Terapkan Operasi Tangkap Tangan Sampah

Sampah yang masih menjadi permasalahan di kota Probolinggo.

(Limbah Warga Mencapai 30-40 Ton/Hari)
Probolinggo, Bhirawa
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, bakal terapkan Operasi Tangkap Tangan (OTT) sampah. Rencana OTT Sampah ini  menyusul rendahnya kesadaran warga terhadap kebersihan sungai dan lingkungan.
Kepala DLH Kota Probolinggo, Tutang Heru Wibowo, Senin (30/10), menyebut warga dinilai masih kerap membuang sampah sembarangan ke sungai hingga mengotori wajah kota dan mengganggu kesehatan.
Sampah yang berasal dari limbah warga di Kota Probolinggo sekarang ini, lanjutnya,  mencapai 30-40 ton/hari. OTT akan menjadi alternatif lantaran dinilai efektif untuk menertibkan kebiasaan buruk warga tersebut.
“Kami kira langkah ini sangat efektif untuk menertibkan kebiasaan hidup masyarakat yang masih belum sadar terhadap kebersihan lingkungan,” ujarnya.
Namun, sebelum melakukan OTT sampah itu, pihaknya akan melakukan pembenahan sarana dan prasarana, penunjang kebersihan lingkungan.
“Jadi OTT sampah ini segera akan kita kaji bentuknya seperti apa. Namun, yang pasti tidak langsung kita terapkan di seluruh Kota Probolinggo. Mungkin untuk awal, akan diterapkan di spot-spot sentral terlebih dahulu. Misal di sekitar Alun-alun Kota Probolinggo,” jelasnya.
Sebelumnya, upaya sosialisasi maupun pendekatan lain untuk peningkatan kesadaran kebersihan lingkungan selama ini dianggap terus dilakukan. Respon masyarakat masih sangat rendah untuk menciptakan kebersihan di lingkungannya. Buktinya masih ada warga yang membuang sampah seenaknya, seperti di sungai dan selokan.
Salah satu contoh adalah selokan di Jalan Pahlawan, juga terlihat di sungai yang ada di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan. Sungai itu, terlihat kumuh dan kotor dengan segala macam sampah, baik non-organik maupun organik yang berserakan di dasar sungai. Tentu saja hal itu menjadi pemandangan yang tidak sedap dipandang mata.
Disamping kumuh dan kotor, pada saat musim penghujan selalu menimbulkan banjir. Sampah, selain menyembah aliran sungai juga mengotori jalan raya.
“Anehnya, walaupun kondisi kotor seperti itu, kota ini masih berhasil menerima Piala Adipura pada tahun lalu,” kata Ahmad, warga jalan Brantas, Kelurahan Kademangan, dengan wajah heran kemarin.
Keputusan OTT sampah, sepertinya cukup mendesak dan bakal direalisasikan. Pasalnya, selain untuk mempercantik wajah kota, dalam jangka pendek pemerintah Kota Probolinggo memiliki keinginan untuk menjaga dan merebut kembali Piala Adipura, paparnya.
Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo telah membuat beberapa program inofatif bagi warga kota Probolinggo agar termotivasi untuk mencintai dan menjaga lingkungan dikota Probolinggo. Banyak kita ketahui BLH kota probolinggo telah memiliki beberapa bidang dan UPT yang mana fokus terhadap pengelolaan lingkungan hidup dikota probolinggo.
Produk inofatif yang telah dihasilkan oleh BLH kota probolinggo tanpa kita sadari telah kita nikmati dengan gembira seperti halnya kita menikmati nikmat tuhan yang telah diberikan secara gratis kepada kita hamban-Nya akankah kita merawatnya atau sebaliknya itulah pernyataan yang dinilai efektif untuk para perusak lingkungan, ungkapnya.
Kembali kepada masalah 3R, tentu beberapa produk 3R telah dapat kita nikmati dan bahkan dapat menjadi penpang perekonomian warga kota probolinggo. Tanpa kita sadari telah banyak warga utamanya anak muda yang telahg menggunakan produk daur ulang dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya para motivator lingkungan yang telah mempromosikan budaya 3R kepada masyarakat melalui media penggunaan tas sekolah dari ring gelas.
Adapun aparatur negara yang bekerja pada kantor pemerintahan juga tak kalah heboh bahkan mereka berlomba-lomba memamerkan tas daur ulangnya kepada karyawan yang lain sehingga hal seperti ini dapat meningkatkan rasa saling memiliki terhadap lingkungan hidup, Dimana sampah yang berasal dari limbah warga di Kota Probolinggo sekarang ini mencapai 30-40 ton/hari, tambahnya.(Wap)

Tags: