Lawan Koruptor, Jaksa Agung Gunakan Strategi Permainan Catur

Grand-Master-Vatur-Susanto-Megaranto-kiri-melawan-Jaksa-Agung-M-Prasetyo-kanan-pada-turnamen-catur-internasional-Piala-Jaksa-Agung-Selasa-[1/8]-di-Kantor-Kejati-Jatim.-[abednego/bhirawa].

(Pembukaan Fide International Open Chess Tournament)
Surabaya, Bhirawa
Jaksa Agung, M Prasetyo, Selasa (1/8), menyebut  filosofi permainan catur bisa diterapkan dalam upaya pemberantasan korupsi.
Pada permainan catur, lanjut Prasetyo, diajarkan tentang menyerang, bertahan, mengatur strategi, bahkan memperdiksi langkah  lawan. Untuk pengungkapan kasus korupsi, Prasetyo mengaku, permainan catur mengajarkan tentang bagaimana mengatur strategi dan taktik, dan menggerakkan anggota dalam menghadapi para koruptor.
“Menghadapi koruptor ini kan luar biasa, dan harus punya langkah-langkah yang luar biasa juga. Makanya kita jangan kalah dengan langkah mereka, filosofi catur mengajarkan kita untuk berani berspekulasi, tapi tetap diperhitungkan, bukan ngawur,” kata Jaksa Agung, M Prasetyo, saat membuka Fide International Open Chess Tournament Piala Jaksa Agung di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim dibuka langsung oleh.
Prasetyo menjelaskan, banyak pelajaran bisa diambil dari permainan catur. Dan kepada yang paling kecil pun harus dihargai dan diperhitungkan. Serta tetap menjaga aturan yang ada untuk meraih kemenangan. Misalnya kuda, Prasetyo mengatakan, dalam permainan catur kuda tidak boleh jalan lurus, tapi harus jalan leter L.
“Begitu juga Pimpinan, sebagai symbol atau lambang, tentunya wajib bagi anggotanya untuk melindungi pijakan pimpinan. Filosofi permainan catur ini luar biasa,” jelasnya.
Semisal pion kecil, Prasetyo mengaku bahwa bidak catur ini sangat sederhana dengan langkah terbatas, tetapi jumlahnya banyak. Pion Menteri dengan langkah ke segala arah. Tetapi menteri tidak bisa apa-apa tanpa bantuan bidak lain. “Artinya, jangan merasa paling penting. Semuanya memiliki peranan masing-masing,” ucap Prasetyo.
Pion, lanjut Prasetyo, jangan diremehkan. Raja bisa memakan pion, tetapi pion juga bisa mengurung langkah raja jika mampu menembus garis pertahanan lawan. “Pion jika bisa menembus garis lawan, dia bisa bertransformasi jadi apapun. Artinya, tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini.,” ungkapnya.
Jaksa Agung berharap, turnamen catur internasional ini bisa terus dijalankan dan diadakan oleh Kejati Jatim. Sebab turnamen ini memberikan peluang bagi pemain catur kita untuk semakin meningkatkan intensitas dan mengikuti pertandingan-pertandingan lainnya, sehingga menyangkut jam terbang dan capaian prestasi.
“Insyaallah kegiatan ini bisa dijalankan terus-menerus. Meski pak Kajati tidak disini lagi, pengantinya nanti bisa melanjutkan kegiatan serupa,” pintanya.
Lomba catur internasional piala Jaksa Agung ini diikuti oleh peserta dari empat negara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Uzbekistan. 13 master catur bertanding di ajang ini. Ada juga dua grand master, satu dari Indonesia dan satu dari Filipina. Dan sebanyak 256 pecatur dari 20 provinsi dan tiga negara luar bertanding di ajang ini.
Adapun total hadiah sebesar Rp 135 juta, dengan klasifikasi juara I mendapat Rp 25 juta, juara II mendapat Rp 17 juta, dan juara III mendapat Rp 10 juta. Sementara dorprise nya yakni 2 unit sepeda motor.
Kepala Kejati (Kajati) Jatim, Maruli Hutagalung menambahkan, Fide International Open Chess Tournament Piala Jaksa Agung ini rangkaian dari Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke 57 tahun 2017, sekaligus menyambut peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 72.
“Turnamen ini memberi kesemptan para pecatur Indonesia untuk berkompetisi di tingkat dunia, dan menciptakan master-master baru. Ada juga grand master Indonesia yang ikut bertanding, yakni Susanto Megaranto dari Jawa Barat,” tambahnya. [bed]

Tags: