Masa Pandemi Covid-19, Banyak Ibu Hamil Takut Kontrol ke Dokter

Surabaya, Bhirawa
Di masa pandemi yang tidak kunjung usai ini, membuat banyak warga yang masih gelisah, namun disatu sisi ada juga masyarakat yang tidak menghiraukannya, sehingga semakin banyak ditemukan kasus yang beragam, khususnya bagi Ibu Hamil di masa pandemi Covid 19 ini.

Namun diantara kasus yang ada, banyak Ibu hamil baik yang baru akan melahirkan, maupun yang sudah pernah melahirkan, memiliki rasa keragu – raguan yang tinggi, terhadap kondisi kesehatan mereka, mengingat banyaknya informasi yang simpang siur tentang Virus Corona atau Covid 19, membuat mereka ketakutan dan enggan pergi ke RS, karena takut terjangkiti Covid19 kalau datang ke RS untuk kontrol.

Menurut dr Syafril Vika SpOG, kegelisahan dan rasa was was yang dirasakan para Ibu Hamil, memang tergolong wajar, apalagi bagi Ibu Hamil yang masih baru, karena mereka belum mengalaminya, sehingga timbul rasa takut yang berlebihan, bukan hanya takut dirinya tertular Covid 19, tapi juga takut virus ini juga menulari calon bayinya, padahal hal itu tidak selalu benar, karena walau darah anak terindikasi kena virus, bukan berarti sang bayi dipastikan kena Covid, karena penularan Covid hanya bisa terjadi pada cipratan ludah, batuk, sentuhan tangan dan juga inhaler (udara).

‘’Covid memang ada, Covid memang berbahaya, namun Covid bukan satu satunya penyebab kematian ibu anak. Namun kematian juga bisa terjadi akibat pendarahan, jantung, darah tinggi, dan juga penyakit lainnya,” katanya.

Hal itu disampaikan dr Syafril, dalam Talkshow Humanity yang diadakan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama RS Cempaka Putih Surabaya dan salah satu stasiun radio FM Surabaya Radio Mercury 96 FM, Senin (26/10) kemarin bersama dr Candra Damayanti SpOG dengan tema Kelahiran Pertama di Masa Pandemi.

”Maka hindari berita – berita yang tidak bisa dipercaya , karena jika ini terus dibiarkan, akan mempengaruhi daya tahan Ibu, akibat rasa ketakutan yang berlebihan Ibu hamil menjadi mudah sakit, psykisnya mudah tergangu ,sehingga mudah terjangkiti Covid 19” demikian dr Syafril menegaskan.

Dokter Syafril menjelaskan, daya tahan tubuh Ibu pada awal kehamilan secara physiologis sering berpengaruh, terutama pada tiga bulan pertama dan tiga bulan terakhir. Perubahan hormonal bagi ibu yang baru hamil, secara phiskologis mempengaruhi jiwa sang ibu, sehingga timbul rasa tidak nyaman, emosional yang kadang tidak terkontrol, daya tahan tubuh jadi berubah. Beban bayi yang semakin membesar membuat kontraksi, takut melahirkan, karena mendengarkan berita orang lain.

‘’Semua akan dialami para Ibu yang akan melahirkan, dan ini tentu menimbulkan beban phiskologis bagi Ibu. Jika dibiarkan akan mempengaruhi perkembangan janin. Jadi peran keluarga dan terutama suami sangat dibutuhkan, minimal suami harus mendampingi istri untuk selalu menghibur dan diajak untuk selau berpikir postif dan tenang,” tambah dr Syafril.

Hal serupa juga disampaikan dr Candra, akhir – akhir ini sering ditemukan pasien yang masuk ke rumah sakitnya, dalam kondisi akan melahirkan, bahkan sampai ada yang kelewatan tanggal, sehingga ditemukan Ibu hamil dengan kondisi ketuba yang sudah pecah, ketuba yang sudah keruh, serta beragam keluhan, mulai sakit kepala, tensi tekanan darah tinggi, aliran darah menurun, oksigen kurang, ginjalnya kurang berfungsi, dan ini sangat beresiko pada kondisi fisik ibu dan bayi.

Ibu hamil bisa OTG meskipun tanpa gejala, begitu juga dengan suami, maka, pemeriksaan pada Ibu hamil sebaiknya terus dilakukan, kususnya di triwulan pertama triwulan kedua dan ketiga, paling tidak bisa dilakukan sebanyak tiga hingga enam kali selama masa kehamilan, jika tidak resikonya cukup tinggi, apalagi jika Ibu yang hamil memiliki penyakit bawaan seperti diabetes, hipertensi, jantung dan juga penyakit komplikasi lainnya.

Sementara itu, dr Candra menambahkan, di era pandemi seperti saat ini sebaiknya para Ibu tidak usah takut untuk kontrol ke dokter, karena tidak semua Ibu hamil memiliki karakter yang sama, dan tentu semua dibutuhkan penanganan yang berbeda pula. Apalagi bagi Ibu Ibu yang memeiliki penyakit bawaan, seperti hipertensi, jantung, diabetes atau mungkin mengalami pendarahan, karena jika dibiarkan ini sangat berisko pada kematian, tidak hanya pada bayi saja, namun juga Ibunya.

Dengan melakukan kontrol secara rutin minimal enam kali selama masa kehamilan, paling tidak dokter bisa melakukan screening, misalnya pada ibu yang terkena hipertensi, Apakah resiko yang dimiliki Ibu ini tergolong resiko rendah atau resiko tinggi. Dengan begitu dokter bisa melakukan tindakan lebih dini, dengan memberikan obat obatan yang disarankan, sehingga bisa menekan resiko yang bakal terjadi.

Untuk menjaga kesehatan ibu hamil, dr Candra berpesan, yang terpenting menjaga kesehatan, prinsipnya memelihara daya tahan tubuh, banyak istirahat, jalankan protocol kesehatahan seketat mungkin, stay at home, tetap memakai masker, cuci tangan menghindari keramaian dan tetap rutin kontrol ke dokter. (fen)

Tags: