Matangkan Kurikulum SKB, Fokus Lulusan Siap Kerja

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Sanggar Kegiatan Belajar Pemerintah Kota Surabaya untuk siswa SMA/SMK di Surabaya saat ini menjadi perhatian berbagai pihak. Pengamat pendidikan, Murpin Josua Sembiring mengungkapkan SKB harus lebih fokus pada lulusan yang siap kerja.
“Jadi bukan hanya pelajaran SMAnya, kompetensi SMK juga harus diwadahi,”ujarnya, Minggu (8/10). Selain itu, ia juga berharap adanya tes minat bakat bagi para peserta didik SKB. Sebab, untuk menekuni keterampilan tidak bisa dipaksakan hanya dengan ketrampilan yang disediakan. Tetapi harus berdasarkan pada minat anak.
“Kalau ternyata suka animasi bidang retail dan lainnya harus digiring, kalau dipaksakan malah akan jadi pengangguran baru,”ujarnya.
Ia mengungkapkan konsep SKB sebenarnya sudah ada sejak 1980-an, bisa dirancang konsep setengah SMA setengah SMK. Hanya saja ia menyarankan siswa dengan keluarga yang tidak mampu bisa lebih fokus pada SMK atau pengembangan ketrampilan.
“Karena orang tidak mampu cenderung ingin bekerja. Jangan diarahkan kuliah, jadi materinya full. Data SMK di Jatim kan banyak yang nggak kompeten sehingga pengangguran. Tapi SKB katanya dirancang 2 tahun sudah bisa lulus, jadi harus dipastikan kualitasnya,” ungkapnya.
Kepastian kualitas ini dengan menyertakan surat pendamping ijazah yang berstandar nasional. Apalagi program ini memakai uang masyarakat jadi ya harus maksimal. Jadi jangan cuma masyarakat berterimakasih dengan pendidikan gratis. Tetapi kemudian malah bingung saat lulus.
“Katanya 11.686 siswa yang katanya potensi rentan putus sekolah, jangan sampai siswa ini diarahkan tidak siap pakai di lapangan kerja,” pungkasnya.
Sementara itu, anggota Tim Perumus SKB Surabaya Martadi menuturkan, pendirian SKB tersebut bertujuan membantu warga kota untuk mendapatkan akses pendidikan. Berbeda dengan PKBM, sistem pembelajaran di SKB akan menggunakan dua kompetensi utama. Yakni, pembelajaran berbasis teori seperti di jenjang SMA. Selanjutnya, pembelajaran berbasis keahlian seperti di SMK.
Untuk teori, siswa akan diberi materi pelajaran selama dua hingga tiga hari dalam seminggu. Kurikulum pembelajarannya menggunakan sistem paket. Modul tersebut nanti merangkum pelajaran yang selama ini diajarkan di SMA/SMK.
“Kemarin final kurikulum tinggal menunggu persetujuan kepala Dindik Kota Surabaya,” ungkapnya. Untuk praktik mengarah pada kompetensi ketrampilannya, menurut Martadi tidak bisa menyesuaikan semua siswa. Tapi dikelompokkan ke beberapa kategori yang mendekati minatnya. Setelah dikelompokkan, SKB akan mencari lembaga sertifikasi profesi (LSP).
“Lokasi belajarnya nanti bisa di dua tempat, di tempat SKB dan di LSP,”ungkapnya. Dengan skema tersebut, lulusan SKB akan mendapatkan dua sertifikat sekaligus. Yakni, ijazah paket C dan sertifikat kompetensi yang disahkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dengan bekal itu, seluruh lulusan SKB diharapkan langsung terserap dalam dunia kerja. [tam]

Tags: