Mengawal Terobosan Hortikultura

Oleh :
Gumoyo Mumpuni Ningsih
Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang

Indonesia saat ini sedang gencar membangun dan mengembangkan sektor pertanian, khususnya hortikultura. Setelah memperoleh tekanan dari masyarakat, pemerintah pelan-pelan mulai bergerak untuk membangun dan mendorong kemajuan buah lokal, sayur khas domestik, dan bunga eksotik domestik, yang pasti memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Melalui upaya tersebut, setidaknya negeri ini kedepannya bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sebab, bagaimanapun juga negeri ini memiliki potensi pasar yang cukup besar.
Grand Design Hortikultura
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui berbagai unit kerjanya terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan nilai ekspor. Salah satunya dengan membuat program terobosan Grand Design Hortikultura 2020-2024. Grand Design tersebut memuat tujuan jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan petani secara luas. Di sisi lain, program ini juga disusun guna memastikan arah pembangunan hortikultura agar berjalan dengan target dan tahapan yang jelas, (Republika, 16/8).
Komoditas hortikultura Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat bahkan berlimpah. Tentu ini harus diimbangi dengan penguatan sistem pemasarannya, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun untuk memperluas ceruk pasar ekspor. Produksi hortikultura Indonesia tercatat terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut catatan BPS, sepanjang tahun 2018, produksi buah-buahan mencapai 21,5 juta ton, sayuran 13 juta ton, tanaman hias 870 juta tangkai dan tanaman obat mencapai 676 ribu ton. Kinerja volume ekspor hortikultura tahun 2018 mencapai 435 ribu ton, naik 10,36% dibanding tahun 2017 sebanyak 394 ribu ton. Pemerintah harus tetap fokus menggarap komoditas hortikultura tertentu yang strategis untuk menggebrak dan menguasai ekspor.
Produk hortikultura Indonesia bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam. Beberapa komoditas ekspor Indonesia yang sudah banyak mengisi pasar ekspor antara lain nenas, pisang, guava, mangga, manggis, durian, kobis, bawang merah, kunyit, kapulaga dan berbagai jenis tanaman hias. Menggerakkan ekspor dan investasi pertanian. Peningkatan daya saing hortikultura Indonesia menjadi agenda penting dan mendesak.
Permintaan dunia ke depan masih terus meningkat untuk produk pertanian primer dan hasil olahannya, khususnya hortikultura. Peningkatan ekspor pertanian memang menjadi program prioritas Kementerian dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan agar berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian nasional. Masih dari data catatat BPS, di tahun 2018, ekspor holtikultura meningkat 11,92 persen dengan nilai lebih dari Rp 5 triliun di 2018 dengan negara tujuan ke 113 negara. Ekspor sayuran naik 4,8 persen, ekspor bunga naik 7,03 persen dan ekspor buah naik signifikan 26,27 persen.
Masih lanjut merujuk dari catatat BPS, ekspor buah Indonesia ke Singapura tahun 2018 mencapai 3.043 ton, meningkat 42% dibanding tahun 2017 yang hanya sebanyak 2.140 ton. Kemudian, ekspor sayuran 2018 sebanyak 20.218 ton, naik 5% dibanding periode 2017 sebanyak 19.297 ton. Sedangkan di tahun 2019 ini, ekspor komoditas hortikultura terus ditingkatkan. Setelah izin dipangkas, kita layani 24 jam dengan Online Singel Submission, hasilnya ekspor manggis naik 500 persen, bahkan tahun kemarin negeri ini ekspor langsung ke Cina, tanpa transit.
Melihat realitas yang demikian, berbagai upaya perbaikan sesuai permintaan negara tujuan perlu terus dilakukan. Sebab, semua itu mengingat produk pertanian punya persyaratan yang ketat terkait isu higienitas dan keamanan. Oleh karenannya, upaya mengoptimalkan potensi hortikultura perlu terus dilakukan.
Salah satunya, melalui perluasan lahan pertanian atau pengembangan kawasan. Semua itu mengingat luasan rata-rata kepemilikan lahan pertanian Indonesia saat ini masih sangat minim, yakni hanya mencapai 0,3 hektare per kapita. Oleh sebab itu, pengembangan hortikultura harus ditata sedemikian rupa supaya mampu menjawab tantangan dan peluang pasar ekspor dunia.
Hortikultura Berdaya Saing
Berbagai upaya demi peningkatan produktivitas hortikultura yag berdaya saing sekirannya perlu menjadi target tersendiri bagi pemerintahan saat ini. Begitupun, para perumus kebijakan bidang pertanian dan perdagangan wajib mewujudkan perbaikan struktur perdagangan dan distribusi produk hortikultura di dalam negeri. Termasuk kebijakan proteksi dan pembatasan impor seperti sekarang tidak akan membawa dampak kesejahteraan bagi petani hortikultura jika tak ada langkah nyata di lapangan. Berikut ini, beberapa langkah meningkatkan produktivitas hortikultura agar mampu berdaya saing di pasar internasional.
Pertama, melalui penggunaan benih unggul hasil inovasi dan penerapan teknologi baik saat produksi hingga deliveri, termasuk armada angkut dengan alat pendingin dengan kapasitas besar. Berbagai lobi pun perlu dilakukan agar komoditas Indonesia bisa tembus ke negara lain, termasuk pengiriman bisa langsung ke negara tujuan tanpa transit.
Kedua, menetapkan kesesuaian lahan masing-masing komoditas pertanian. Artinya, jika ditemukan suatu kodisi lahan yang cocok, maka langkah selanjutnya bisa diberi benih dan bibit unggul. Melalui benih unggul ini bisa dijadikan cikal bakal pengembangan kawasan komoditas berorientasi ekspor.
Ketiga, perlu melakukan berbagai terobosan untuk memacu produksi. Mulai kita lihat dari mutu hasil panen dan ekspor produk hortikultura terutama di era digital saat ini. Salah satu yang kini gencar dilakukan adalah mengkonsolidasikan kelembagaan usaha petani di kawasan-kawasan produksi hortikultura yang terhubung langsung dengan jejaring ekspedisi kargo, gudang serta sistem pemasaran berbasis daring (online).
Keempat, konektivitas sistem agribisnis dari hulu hingga hilir di dalam kawasan dengan pasar diusahakan menjamin pertanian Indonesia lebih maju dan unggul dalam pentas pertanian dunia, Sebab, bagaimanapun juga kekuatan diplomasi yang paling tangguh akan bisa terwujud jika ditopang oleh soliditas kebijakan ekonomi di dalam negeri dan dukungan penuh masyarakat untuk menunjukkan kewibawaan kebijakan pangan negara yang sebenarnya.
Melalui keempat langkah meningkatkan produktivitas hortikultura agar mampu berdaya saing di pasar internasional tersebut, setidaknya memberikan kontribusi pada program terobosan grand design hortikultura yang saat ini sedang digalakkan oleh Kementan. Semoga, dengan begitu bisa mendorong ekspor dan mewujudkan visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045.

———– *** ————

Rate this article!
Tags: