Mengintip Manuver Lalang Kibar Menjadi Peternak Lovebird

Lalang Pijar menunjukkan trophy kejuaraan Komunitas Lovebird Indonesia (KLI) Bali Cup yang baru disabetnya bulan Juli lalu di rumah kawasan Manukan yang dijadikan Kandang lovebird. [gegeh bagus setiadi]

Tinggalkan Bisnis Sayuran Demi ‘Burung Cinta’ yang Menjanjikan
Kota Surabaya, Bhirawa
Perjuangan keras, tekad bulat dan kegigihan Lalang Kibar patut dicontoh. Pria asal Kota Surabaya ini mampu meraup penghasilan perbulan mencapai Rp 200 juta dari hasil ternak lovebird (LB). Rasa cintanya pada ‘Burung Cinta’ ini rupanya mampu merubah perekonomian pria berusia 32 ini. Lantas, bagaimana kisah bapak satu anak ini dalam menjadikan hobinya meraup pundi-pundi rupiah ?.
Lalang berkutat dengan burung spesies beo sejak tahun 2010 silam. Manuver yang semula importir sayuran antar pulau ditinggalkan karena iming-iming bisnis lovebird yang kini sedang naik daun. Saat bisnis sayurannya mulai merosot, ia langsung membeli sepasang burung cinta berjenis parblue.
Dari situlah Lalang mulai getol menekuni dengan menjual motornya demi mengembangkan bisnis lovebird. Atas kegetolannya, ia telah menjadi Ketua Komunitas Lovebird Indonesia (KLI) Surabaya. Berbagai lomba dan kontes pun diikutinya. Tak sedikit pula juara dan trophy berhasil disabetnya.
Ayah satu putri itu melihat peluang besar ditengah peternak lainnya diambang keraguan untuk mengembangbiakkan. Pasalnya, dalam beternak burung perlu ketelatenan yang tinggi dan fokus. Selain itu, biayanya yang dikeluarkan juga tidak sedikit dengan risiko besar. Namun, Lalang berhasil menepis itu semua lantaran dirinya tidaklah main-main menjalankan usaha tersebut.
Ditemui Bhirawa di stockroom-nya di Manukan Adi, Surabaya, suara cuitan lovebird bak pasar burung. Pertanda Lalang sedang mengecek satu persatu sangkar lovebirdnya. Maklum, kini ia telah memiliki 2.000 ekor lovebird mulai anakan hingga dewasa yang ada dalam rumahnya. Harganya pun beragam mulai dari Rp300 ribu hingga Rp300 juta. Dari jenis lokal hingga import dimilikinya untuk siap jual.
“Dalam 2 bulan kedepan saya ingin bangun rumah untuk sangkar-sangkarnya. Rencana di daerah Benowo, karena disini (Manukan, red) kadang ngerasa nggak enak sama tetangga kanan kiri,” ungkap pria berambut cepak ini.
Lalang kemudian mengajak Bhirawa bertandang di rumah satunya yang tidak jauh dari sebelumnya. Rumah minimalis tersebut juga demikian. Penuh kandang lovebird yang dilengkapi alat pengatur suhu kelembapan ruangan. Setiap sudut pun dilengkapi CCTV mulai pagar depan hingga sudut-sudut ruangan berlantai dua itu.
“Di sinilah lovebird diternak. Ada yang harga mencapai Rp300 juta jenis fischeri dun fallow dark blue violet. Ini sedang bertelur tinggal menunggu menetas dalam hitungan hari saja,” katanya.
Kebersihan kandang dan pegawainya selalu diutamakan. Ada total 15 pegawai yang bertugas untuk merawat lovebird anakan hingga siap jual. Pencari lovebird pun dari penjuru di Indonesia hingga Mancanegara.
“Ini lagi komunikasi sama pecinta lovebird dari Afghanistan dan Dubai. Nantinya akan dikirim melalui jalur udara. Sebelumnya dikarantina untuk memastikan terbebas dari virus,” jelas Lalang.
Ditanya apa yang membuat harganya hingga ratusan juta? Selain warnanya yang indah, burung jenis tersebut menjadi yang paling banyak dijadikan silangan lovebird mewah seperti parblue dan biola untuk menghasilkan parblue violet atau biola violet. Jika sudah jadi, harganya tinggi.
Disamping itu, untuk membangun relasi sesama pecinta lovebird, ia rela harus terbang ke negara tetangga hingga Eropa dan Amerika. Hal itu dilakukan guna untuk membangun relasi dan bertukar ide dan gagasan dalam beternak lovebird.
“Dari dulu dasarnya senang karena prospeknya bagus. Saya sampai ke Taiwan, Thailand, Filiphina untuk membangun koneksi. Bisnis ini tidak akan mati, karena akan ada spesies warna baru yang membuat orang kembali jatuh cinta,” paparnya. [gegeh bagus setiadi]

Tags: