Menteri Susi Pujiastuti Ajak Santri Gemar Makan Ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti mengajak ribuan santri ponpes Al-Falah Silahul Yaqin, Desa Curah Kalak, Kecamatan Jangkar Situbondo untuk gemar makan ikan, Sabtu (3/11). [sawawi/bhirawa]

(Wujudkan Anak Sehat dan Cerdas) 

Situbondo, Bhirawa
Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pujiastuti berkunjung ke kompleks pondok pesantren Al Falah Silahul Yaqin di Desa Curah Kalak, Kecamatan Jangkar Situbondo. Ikut menyambut kedatangan Menteri Susi diantaranya pengasuh ponpes KH Ainul Yaqin, Wakil Bupati Situbondo Yoyok Mulyadi dan Kadis Perikanan Situbondo Eko Prayudi. Kedatangan menteri Susi Pudjiastuti juga disambut jajaran Forkopimmda dan Forkopimka Jangkar berikut ribuan santri setempat.
Dalam sambutannya pengasuh ponpes Al Fatah Silahul Yaqin, KH Ainul Yaqin sangat berterimakasih dan mengapresiasi kunjungan Menteri Susi Pujiastuti, Wakil Bupati Situbondo berikut jajaran Forkopimda ke ponpesnya kemarin. Kiai Ainul juga bersyukur sekaligus senang karena ribuan santrinya diajak makan ikan bersama demi mencetak anak yang cerdas, berakhlakul karimah, pintar dan sehat dimasa mendatang. “Saya sangat bersyukur dengan kegiatan ini,” aku Kh Ainul Yaqin.
Sementara itu, Menteri Susi Pudjiastuti mengaku kegiatan makan ikan bersama santri merupakan bagian dari road show tour keliling ke berbagai pondok pesantren di tanah air. Kegiatan ini, aku Susi, sudah dimulai sejak satu setengah tahun yang lalu, mulai dari ponpes Gontor, Tebu Ireng, Curik, Situbondo dan Banyuwangi.
Kegiatan ini, aku Susi, juga dalam rangka mensukseskan program pemerintah pada sektor pembangunan sumber daya manusia Indonesia sehat, pintar dan manusia yang mampu bersaing dalam peningkatan ekonomi global. “Kepada semua santri dan ibu yang hadir, ayo gemar makan ikan. Sebab dalam ikan ini mengandung banyak zat omega yang dibutuhkan oleh otak. Jika kekurangan omega maka otak bisa bodoh. Jadi, harus suka makan ikan,” ajak Susi.
Masih kata Susi Pudjiastuti, dari prosentase masyarakat makan ikan di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah ternyata angkanya paling rendah. Terbukti, kata pemilik usaha heli itu, konsumsi masyarakat di dua Provinsi itu berada di bawah rata-rata angka nasional sebesar 46 kg, yaitu hanya 20 kg.
Padahal, aku Susi, harga ikan lebih murah jika dibandingkan dengan komoditas daging. “Lemak ikan itu sangat sehat. Berbeda dengan daging karena ikan itu tidak mengandung kolesterol seperti daging. Jadi mulai sekarang, ayo pergunakan uang untuk membeli ikan,” jelas Susi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini, sambung Susi, telah berhasil menjaga laut Indonesia dengan cara melakukan penenggelaman terhadap kapal luar negeri yang mencuri ikan di perairan Indonesia. Sehingga ekspor Indonesia kali ini, ujar dia, mengalami peningkatkan dan angka produksi ikan menjadi terbesar di Asia Tenggara.
“Saat ini kita tinggal menjaga ikan-ikan itu di dalam laut dengan menangkap ikan yang ramah lingkungan. Jangan lagi pakai pakai boom, cantrang dan troll sehingga jumlah ikan tetap banyak untuk anak cucu kita dimasa mendatang,” pungkas Susi seraya mengakui dirinya akan melanjutkan kunjungan ke Banyuwangi untuk makan ikan bersama 8.000 santri di ponpes Darusalam. [awi]

Tags: