Meronanya Gincu dari Buah Juwet Karya Mahasiswa UKWMS

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi UKWMS memamerkan karya lipstik buatannya dari bahan buah juwet. [Gegeh Bagus Setiadi]

Mengandung Antioksidan dan Radikal Bebas, Cocok Dipakai di Daerah Tropis
Kota Surabaya, Bhirawa
Menjadi cantik adalah dambaan setiap kaum hawa. Salah satu kosmetik yang tidak pernah lepas dari genggamannya adalah gincu. Namun, tidak semuanya mengetahui apakah kandungan dalam lipstik tersebut berbahaya atau tidak. Dwi Augusnita Sari mengambil kesempatan ini untuk membuat lipstik menggunakan bahan alami yang tidak berbahaya.
Mahasiswa yang sedang menempuh Program Studi Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) ini, menjadikan buah juwet  sebagai bahan pembuatan lipstik cair. Dipilihnya buah langka tersebut dinilai banyak mengandung manfaat.
Ditemui Bhirawa di laboratorium Liquid Semisolid, Dwi tampak sibuk mengolah buah juwet. Menurutnya, buat juwet mempunyai potensi yang lebih untuk dijadikan bahan kosmetik. Kandungan antosianin dalam buah juwet termasuk tinggi, yaitu sebesar 892 mg/100g. Oleh karena itu buah juwet bisa dikembangkan menjadi sediaan kosmetik tata rias.
“Penggunaan buah juwet ini juga bertujuan untuk memperkenalkan buah juwet ke masyarakat dan membantu meningkatkan perekonomian pedagang buah lokal,” terangnya, Rabu (8/11).
Tahapan pembuatan lipstik ini, kata Dwi, melewati dua tahapan. Yaitu tahapan pembuatan ekstrak dan pembuatan sediaan lipstik. Pertama-tama bagian kulit dan daging buah dipisahkan dari bijinya. Selanjutnya di-juicer tanpa menambahkan pelarut dari luar karena buah juwet merupakan buah dengan kandungan airnya cukup banyak. Hasil juicer selanjutnya diperas dan disaring, kemudian diuapkan menggunakan thermostatic waterbath (40-60? C).
“Penjagaan suhu ini dikarenakan sifat dari zat aktif antosianin tidak tahan terhadap panas. Apabila suhu terlalu tinggi, antosianin dapat mengalami perubahan warna. Penguapan ini dilakukan hingga menjadi ekstrak kental,” paparnya.
Menurut Dwi, kosmetik berbahan dasar buah juwet dinilai cocok di kota tropis. Sebab, buah tersebut mengandung antioksidan dan radikal bebas. Bahkan, ia juga menggandeng 10 orang untuk mencoba kosmetik tersebut. “Mayoritas mereka mengaku tidak ada iritasi apapun di kulitnya. Jadi masih aman dan banyak yang suka,” tambahnya.
Proses pembuatan lipstik ini, lanjut dia, memakan waktu satu hingga dua bulan untuk proses pengujian hingga evaluasi. Dan memakan waktu selama satu semester dari pembuatan naskah skripsi. Tantangan yang dihadapi Dwi yaitu suhu dalam proses ekstraksi harus benar-benar dijaga karena jika suhu sudah terlewat maka akan terjadi perubahan warna.
“Setiap wanita, mulai dari usia remaja ke atas saat ini hampir setiap hari menggunakan lipstik, jadi itu memang diperlukan. Dengan demikian peluang pengembangan lipstik ini kearah skala produksi sangat prospektif sekali dan saat ini formula lipstik cair ekstrak buah juwet telah diajukan paten,” ujar gadis yang akrab disapa Nita ini.
Sementara, Dosen Pembimbing Farida Lanawati Darsono mengungkapkan bahwa bahan alam itu sudah mempunyai warna bawaan. Namun, perlu adanya polesan hingga bisa digunakan secara maksimal yakni kosmetik kecantikan. “Kekurangannya masih pada pengumpulan bahan. Karena budidaya buah juwet minim banget, ya,” ungkapnya.
Ia berharap kosmetik berbahan alami buah juwet ini bisa merambah ke dunia wirausaha. “Saat ini masih proses patennya,” pungkasnya. [Gegeh Bagus Setiadi]

Tags: