Mobil dan Rumah Dinas Wali Kota Madiun Bisa Dipinjam Buat Nikahan Gratis

Tampak Wali Kota Madiun, Maidi yang sangat peduli kepada anak yatim piatu dan keluarga kurang mampu di Kota Madiun, dirinya menawarkan rumah dinas dan mobil dinas ataupun mobil pribadinya bisa dipinjam untuk nikah gratis. [sudarno/bhirawa]

Peduli Anak Yatim Piatu dan Warga Kurang Mampu
Kota Madiun, Bhirawa.
Wali Kota Madiun, Maidi menegaskan, sekarang ini, bagi masyarakat Kota Madiun khususnya anak yatim piatu dan warga kurang mampu yang ingin menikah, diperbolehkan menggunakan mobil dinas Walikota Madiun. Dua buah mobil sedan mewah berjenis Toyota Camry Hybrid dan Toyota New Vios yang terparkir digarasi rumah dinas di jalan Pahlawan ini, bisa dipinjam secara gratis.

“Kalau mau yang lain, saya ada mobil pribadi dirumah. Ada mobil hardtop, sedan VW. Silahkan pilih, ini saya pinjamkan gratis, bagi anak yatim piatu dan warga kurang mampu di Kota Madiun,” kata Wali Kota Madiun, Maidi kepada wartawan, Kamis (2/9).

Selain mobil, lanjut Wali Kota Maidi, juga diperbolehkan rumah dinasnya digunakan untuk melangsungkan akad nikah. Bahkan jika tidak ada kegiatan kedinasan, dirinya mengaku siap untuk menjadi saksi dalam acara pernikahan.

“Masyarakat yang rumahnya sempit-sempit itu nikah di raumah dinas Wali Kota Madiun di jalan Pahlawan sini dibolehkan. Nanti keluarganya saya jemput pakai mobil kita. Kalau saya longgar juga mau jadi saksi,”ungkap Wali Kota setengah promosi.

Pengantin yang ingin menggunakan fasilitas gratis ini, harus mendaftarkan diri terlebih dahulu ke Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak setempat. Nantinya tidak hanya mobil, tetapi juga beserta sopirnya. “Anak yatim piatu ini susahnya cukup lama, karena ditinggal orang tuanya. Makanya sekarang sudah sepantasnya kita juga memberikan kasih sayang pada mereka,”pungkas Wali Kota.

Diberitakan sebelumnya, kepedulian Pemerintah Kota Madiun kepada warga masyarakat terus berlanjut. Kali ini, berbagai perhatian diberikan kepada anak yatim dan yatim piatu yang kedua orang tuanya meninggal dunia karena Covid-19. Tidak hanya bantuan sembako dan santunan, Wali Kota Madiun Maidi juga menyiapkan anggaran pendidikan dan pekerjaan.

”Hari ini kita cek anak yatim dan yatim piatu yang orang tuanya meninggal karena Covid-19. Kita beri bantuan dan santunan. Yang saat ini tengah kuliah, tidak boleh putus. Perwalnya sedang kita ubah agar mereka yang kuliah ini bisa kita biayai sampai lulus,” kata Wali Kota.

Setidaknya Wali Kota menyiapkan anggaran Rp 9 juta setahun untuk membantu perkuliahan tersebut. Sedang, mereka yang masih SD dan SMP akan dipantau untuk memastikan kebutuhannya terpenuhi. Seperti diketahui Pemkot Madiun memang menggratiskan biaya untuk SD dan SMP. Namun, tentu keperluan pendidikan tidak sekedar biaya bulanan sekolah. Karenanya, pemantauan dilakukan untuk memastikan kebutuhan pendidikan mereka tercukupi.

”Kita punya Perwal (peraturan wali kota.red) yang mengatur santunan anak yatim, piatu, dan yatim piatu sampai anak-anak yang tidak mampu. Perwal ini kita sempurnakan agar juga bisa meng-cover pendidikan anak yatim-piatu, khususnya yang karena korban Covid-19. Prinsipnya mereka tidak boleh putus sekolah,” tegasnya.

Hal itu dilakukan semata untuk kesejahteraan serta memberikan hak pendidikan masyarakat. Putusnya pendidikan erat kaitannya dengan pengangguran dan kemiskinan. Wali kota tentu tidak ingin masyarakatnya menganggur dan dekat dengan kemiskinan. Sebaliknya, potensi ke jurang kemiskinan tersebut segera diantisipasi. ”Pemerintah harus hadir untuk masyarakatnya. Mereka tetap harus bisa mandiri biarpun sudah ditinggal orang tua,” imbuhnya.

Kepedulian Pemkot Madiun dalam hal ini Wali Kota Madiun, Maidi, Jumat (6/8) mengunjungi dan memberikan santuan, bantuan sembako ke keluarga Sutrisno dan Eko Yuliastuti warga kelurahan Sogaten Kecamatan Manguharjo Kota Madiun yang meninggal karena covid-19 belum lama ini. Kepada ketiga anaknya, Wali Kota Maidi menawarkan beberapa alternatif setelah kedua orang tuanya meninggal karena covid-19 tersebut.

Misalnya, kepada Yuda Saputra Wicaksana (24) anak pertama yatim piatu yang sekarang ini masih kuliah di Malang semester IV sama Wali Kota Maidi disarankan agar tetap terus melanjutkan kuliahnya. Soal biaya kuliah nanti menjadi tanggungan Pemkot Madiun. Kala itu Yuda Saputra dengan wajah sumringah menyatakan “Iya” seraya menganggukan kepalanya pertanda setuju.

Sedang Wahyu Krisna Hermansyah (22) yang sudah lulus tingkat SMA, anak kedua, juga anak yatim piatu, oleh Wali Kota ditawari pekerjaan bergabung sebagai tenaga upahan di Satpol PP Kota Madiun, tanpa basa basi, Wahyu bersedia. Tidak sekali ini saja, Pemkot Madiun sebelumnya sudah merekrut sekitar 46 anak yatim dan yatim piatu untuk bekerja di pemerintahan.

Adapun anak ketiga bernama Keiza Saputeri (12) juga anak yatim piatu oleh Wali Kota ditawari masuk SMPN I, II dan III, dipersilakan memilih. Tetapi Keiza Saputeri tampak masih ragu-ragu menjawab. Karena dia sejak awal setelah lulus SD menyatakan mau masuk MTsN (Madrasah Tsanawiyah Negeri). Jadi Keiza sementara ini tetap memilih ke MTsN saja.

Ketiga anak yatim piatu yang ditinggal meninggal dunia kedua orang tuanya karena terpapar covid-19, ketika didatangani orang nomor satu di Pemkot Madiun itu, diberikan sembako dan santuanan uang sejumlah Rp 1,5 juta.[dar]

Tags: