Nelayan Kota Probolinggo Terima Bantuan Rp1,3 Miliar dari KKP

Wali kota Hadi serahkan bantuan untuk nelayan dari KKP.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Salah Satu Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dampak Pandemi Covid 19
Kota Probolinggo, Bhirawa.
Salah satu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang mendukung membantu dampak pandemi Covid 19 adalah gerakan memasyarakatkan makan ikan. Dalam upaya tersebut Pemerintah Kota Probolinggo berkolaborasi bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hadir di tengah-tengah masyarakat. Gerakan memasyarakatkan makan ikan itu diawali dengan penangkapan dan penyajian ikan yang segar, dikonsumsi oleh manusia agar tumbuh sehat dan berkembang cerdas dalam wadah (alat) yang baik.

Bertempat di halaman UPT Pengembangan Mutu dan Pemasaran Hasil Perikanan Dispertahankan bantuan berupa kendaraan roda tiga, kotak pendingin, timbangan, keranjang ikan, sepatu boot, masker, celemek dan baju sarana pemasaran yang diberikan kepada 294 pedagang ikan di pasar ikan Mayangan. Mereka adalah Paguyuban Berkah Bahari.

Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor UPT yang beralamatkan di Jalan Lingkar Utara, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan itu dihadiri Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP KKP RI Machmud, perwakilan dari Kejaksaan Agung Subekhan, Sekda drg. Ninik Ira Wibawati, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setyorini Sayekti, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Asmuri Syarif, Plt. Dispertahankan Yoyok Imam Siswahyudi.

Menurut Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP KKP Machmud, Senin (21/12) anggaran sebesar Rp 9,5 milyar dari KKP yang mengidentifikasi pengalokasian dana untuk penanganan dampak Covid 19 di Indonesia. Sebesar Rp 2,9 milyar untuk Jawa Timur dan sebesar Rp 1,3 milyar untuk Kota Probolinggo.

“Stakeholder KKP adalah nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar. Total kurang lebih 2 juta 400 jiwa database dari satu data yang masuk dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Sehingga kami dalam kegiatannya (penyaluran bantuan) diawasi oleh Kejaksaan Agung,” jelas Machmud.

Masih menurut Mahmud, nelayan Indonesia harus menjadi nelayan yang maju. Nelayan Indonesia harus dapat berkarya dan berhasil di negeri sendiri dengan potensi perikanan yang melimpah. “Kita harus berani menunjukkan kalau nelayan Indonesia, bukan nelayan yang bodoh dan miskin. Teknologi yang ada harus dimanfaatkan. Misalnya, bagaimana harga jual ikan laut bisa lebih mahal, tentunya harus higienis dan segar. Ini akan berdampak meningkatkan penghasilan menuju perekonomian yang lebih baik,” ujarnya.

Mahmud menekankan, agar nelayan mengetahui cara menangkap dan penanganan ikan yang baik. Ikan dengan kualitas bagus tentu juga berpengaruh terhadap harga jualnya. “Anak nelayan juga harus diberikan pengetahuan yang dikembangkan dengan baik. Harus berpendidikan. Berprofesi sebagai nelayan itu bagus dan menjanjikan. Kita ubah pemikiran kalau nelayan itu tidak miskin dan mampu berhasil,” tuturnya.

Hal ini dibenarkan oleh perwakilan Kejagung RI Subekhan, pihaknya melakukan pengawalan program PEN pada penyaluran bantuan agar uang negara disampaikan tepat sasaran, tepat waktu, bisa berfungsi dan bisa membantu usaha berjalan mestinya. Dalam kesempatan yang sama, KKP juga menyalurkan bantuan kepada 161 pedagang ikan Banyuwangi dengan anggaran sebesar Rp 701,3 juta.

Sementara itu dalam krisisnya Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin berharap melalui pemberian bantuan peralatan yang diberikan kepada pelaku usaha perikanan itu dapat menambah sinergi antara Pemerintah Kota Probolinggo dengan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP).

Menurut Wali Kota Habib Hadi hal ini bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo yang kokoh, kompetitif dan berkeadilan. Ia berharap pada pelaku usaha perikanan dapat memanfaatkan bantuan ini dan menyelipkan pesan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Ayo kita jaga diri. Menjaga kesehatan adalah kewajiban kita. Disuruh atau tidak disuruh oleh pemerintah, kita wajib menjaga kesehatan. Jangan sampai kita lalai dan terlambat instropeksi diri terhadap kelalaian kita,” pesannya.

Bantuan stimulus penanganan dampak COVID secara langsung kepada pedagang ikan, di antaranya adalah Hasnawiya, Isna dan M. Rohim (Kecamatan Mayangan) serta Purwadi dan Sukiran (Kabupaten Banyuwangi). Bantuan pengembangan usaha nelayan juga diberikan simbolis kepada Ali Kelurahan Ketapang, Rusdianto Kelurahan Kebonsari Kulon dan bantuan pengolahan diberikan pada Fenty Kelurahan Wiroborang.[wap]

Tags: