Otoritas Jasa Keuangan Ajak Masyarakat Jember Nabung Saham

Kepala OJK Jember Azisyah Noerdin (kedua dari kiri) saat membuka sosialisasi dan inklusi pasar modal di kampus STIE Mandala Jember kemarin

Jember,Bhirawa
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) targetkan 2019, 75 persen penduduk Indonesia memahami dan menggunakan produk dari jasa keungan yakni pasar modal. Ini dikarenakan minat masyakat untuk berinvestasi pasar modal masih rendah.
Berdasarkan data yang dilansir oleh OJK, jumlah investor sahan per Agustur 2018 sebanyak 728.480 orang dari 250 juta penduduk Indonesia. Di Jawa Timur sendiri mencapai 89.173 orang diantaranya warga Jember sebesar 2.409 orang.
Kepala OJK Jember Azilsah Noerdin mengatakan rendahnya minat masyarakat terhadap pasar modal, disebabkan rendahnya sosialisasi dan inklusi pasar madal kepada masyarakat. “Bila dibandingkan dengan tingkat inklusi sektor keuangan lainnya, tingkat inklusi pasar modal hanya berkisar 1,5 persen ( hasil survey 2016). Angka ini dibandingkan dengan inklusi jasa keuangan lainnya sangat jauh perbandingannya. Seperti sektor perbankan yang sudah mencapai 60 persen lebih,” ujar Azil kepada media saat sosialisasi dan inklusi pasar modal di kampus STIE Mandala Jember kemarin.
Oleh karena itu, untuk mendongkrak minat masyarakat berinvestasi di pasar modal, OJK Jember melakukan sosialisasi inklusi pasar modal ke seluruh elemen masyarakat. Mulai dari Ponpes, mahasiswa, birokrat hingga wartawan untuk berinvestasi.” Kemarin kita sudah sosialisasi dikalangan pondok, ASN, media dan kalangan ibu-ibu PKK,” ungkap Azil.
Azil juga berharap, dengan sosialisasi pasar modal ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang investasi saham.” Selama ini masih banyak masyarakat yang salah persepsi terkait jual beli saham. Saham itu bukan judi, apalagi sekarang sudah ada saham syari’ah. Jadi tidak ada masalah,” tandasnya.
Azil juga menambahkan, pemerintah saat ini sudah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat mengakses pasar modal. Salah satunya dengan menurunkan slot saham yang semula berisi 500 lembar per slot kini menjadi 100 lembar per slotnya.
“Kalau dulu orang mah beli saham minimal 500 lembar (1 slot). Kalau perlbarnya Rp.3000 kita berinvestasi Rp.1,5 juta. Tapi dengan kebijakan pemerintah minimal 100 lembar (1slot) kita cukup berinvestasi Rp.300 ribu sudah memiliki saham perusahaan tersebut,” urainya.
Dengan adanya kebijakan ini, maka seluruh elemen masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menambah pendapatan.” Kami berharap semua kalangan mulai menabung saham dari sekarang,” pungkasnya. [efi]

Tags: