Palsukan Umur, Atlet Badminton Disanksi 48 Bulan

Wijanarko Adi Mulya

Sidoarjo, Bhirawa
Pengurus Provinsi Jawa Timur Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) bersikap tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada atlet yang melakukan pencurian umur. Dengan melarang atlet asal Perkumpulan Bulutangkis (PB) FIFA Badminton Club, asal Sidoarjo, untuk mengikuti kejuaraan selama 48 bulan.
Keputusan ini ditetapkan pada 27 Februarir 2018 lalu, diambil setelah Tim Keabsahan PBSI Jatim memperoleh bukti-bukti kuat.
Ketua PBSI Jatim, Wijarnako Adi Mulya, menyampaikan sebenarnya ada empat atlet Jatim yang tahun kini diberi saksi. Namun baru satu atlet saja, atas nama Alfin Akmal Nasrulloh, yang Surat Keputusanya sudah keluar sejak tanggal 27 Februari 2018 yang lalu.
Lengkapnya, Surat Keputusan (SK) yang diterbitkan PBSI Jawa Timur No : SKEP.003/0.31/PBSI.JATIM/II/2018, kepada Atlet asal PB FIFA Badminton Club Sidoarjo, bernama Alfin Akmal Nasrulloh. Dianggap telah melakukan kecurangan memiliki Akta ganda yang pertama, Akta kelahiran nomer : 005612/IST/2003, Tanggal 7 Juni 2003. Dan yang kedua, Akta Kelahiran dengan nomor : 019074/IST/2011, Tanggal 23 September 2011 lalu.
Disampaikan Wijanarko, sebelumnya di tahun 2016 lalu, Pengurus Pusat PBSI juga sudah menjatuhkan saksi kepada atlet dari club yang sama. Tetapi atas nama Della Apriya Anggraini, diberikan sanksi larangan mengikuti kejuaraan resmi PBSI selama 48 bulan dan denda Rp 40 juta.
Ditegaskannya, hukuman dan sanksi itu sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta sesuai perintah dari Pusat, Ketua Umum PBSI, Wiranto. PBSI Jatim, katanya dalam memberikan hukuman agar bisa menimbulkan efek jera pada atlet yang nakal.
“Kita beri hukuman maksimal agar jera,” tambah mantan Ketua Pembinaan dan Prestasi PB Suryanaga Surabaya iu, belum lama ini.
Perang terhadap aksi atlet yang curi umur ini, menurut Wijanarko, sebagai bukti pihaknya akan terus bersih-bersih pada atlet yang mencuri umur. Niat baik untuk memajukan olah raga Badminton ini, ia harapkan juga berkembang di daerah lain.
Ia menyebutkan, banyak faktor yang membuat atlet melakukan pencurian umur. Yang utama ini kesalahan paling fatal adalah di Orangtua. Anak lahir kapan yang tahu adalah orang tua dan Tuhan. Tapi pada beberapa kasus, juga ada pelatihnya yang bisa mempengaruhi orangtua untuk mengganti umur anak. Dengan alasan pelatihnya bisa membuktikan anak didiknya akan bisa jadi Juara. [kus]

Tags: