Paparkan Trilogi Tokoh Pesantren Sukorejo di Hadapan Presiden Jokowi

Pengasuh pondok pesantren Salafiyah Syafiiyah (P2S2) Sukorejo, Situbondo, KHR Azaim Ibrahimy saat bersama Presiden Jokowi baru baru ini.

Situbondo, Bhirawa
Ada satu hal penting yang disampaikan pengasuh pondok pesantren Salafiyah Syafiiyah (P2S2) Sukorejo, Situbondo, KHR Azaim Ibrahimy, dikala Presiden Jokowi berkunjung ke kawasan ponpes berusia satu abad lebih itu. Menurut Kiai Azaim, kemajuan pendidikan pondok pesantren Sukorejo, tidak bisa dilepaskan dari peran penting trilogi tokoh pondok Pesantren Sukorejo, yaitu KHR. Syamsul Arifin, KHR. As’ad Syamsul Arifin dan KHR. Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin.
KHR Azaim menceritakan dari masa ke masa trilogi tokoh pesantren Sukorejo. Menurut dia, Kiai Syamsul mendirikan dan menjadi pengasuh pondok pesantren pada masa kolonial Belanda. Sedangkan Kiai As’ad mengasuh di era perlawanan agresi militer yang puncaknya terjadi peristiwa 10 Nopember serta perjuangan melawan Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga era pembangunan Soeharto. Terakhir kata KHR Azaim, untuk Kiai Fawaid As’ad melanjutkan kepemimpinan Pondok Pesantren Sukorejo sejak era Orde Baru hingga era reformasi.
Kiai Azaim menambahkan, Ponpes Sukorejo Situbondo ibarat seperti miniatur Indonesia. Pasalnya kata KHR Azaim, selain memiliki alumni tersebar di seluruh penjuru tanah air, jumlah santri ponpes Sukorejo kini mencapai 13.000 orang. Mereka berasal dari berbagai belahan nusantara bahkan ada dari belahan dunia. “Beberapa tahun terakhir ini ada santri Sukorejo yang berasal dari Negara Malaysia, Singapura dan Thailand,” beber KHR Azaim.
KHR Azaim patut mengucapkan rasa terimakasih atas kunjungan orang nomor satu di Indonesia ke pondok pesantren Sukorejo Situbondo. Kiai Azaim juga menyampaikan terima atas pemberian anugerah gelar pahlawan nasional kepada Kiai As’ad Syamsul Arifin serta peresmian perubahan Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII) menjadi Universitas Ibrahimy.
“Kami sangat berterimakasih juga kepada semua elemen yang telah ikut membantu proses perubahan status dari IAII menjadi Universitas Ibrahimy itu,” pungkas KHR Azaim Ibrahimy. [awi]

Tags: