Pelesiran Sekolah Pinggiran

Ety Prawesti

Ety Prawesti
Pelesiran jadi agenda rutin Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Di tengah kesibukannya Kabid Pembinaan SMA dindik Jatim, Ety Prawesti menyempatkan diri untuk pelesiran atau menyambangi sekolah pinggiran dan bisa dibilang tertinggal baik secara kualitas SDM maupun sarana prasarana.
Bukan tanpa alasan, hal itu terdorong karena penumpukan dokumen kurikulum sekolah yang hampir setiap hari harus ditandatanganinya.
Untuk mensiasati hal itu dan sekolah juga tidak perlu kekantor Dindik Jatim, Ety mengagendakan secara khusus mendatangi sekolah perwakilan dan berkunjung ke sekolah di kabupaten/kota sekaligus untuk melihat kondisi riil sekolah. Apakah SOP, SPMM dan tatib (tata tertib) yang dibuat Bidang SMA dan di edaran ke seluruh SMA di Jatim sudah dilaksanakan atau belum.
“Saya ingin pembelajaran di sekolah-sekolah di Jatim ini harus benar benar nyaman dan aman. Kalau ini bisa terwujud anak bisa senang untuk beraktifitas. Bisa konsentrasi selama belajar di sekolah,” ungkap perempuan yang akrab disapa Ety ini.
Selama tiga tahun menjabat Kepala Bidang, baru tahun ini dia sempatkan untuk menyambangi satu persatu sekolah pinggiran dan pelosok di berbagai daerah.
Hampir tiap minggu ia agendakan rutin untuk melihat kondisi sekolah-sekolah di Jatim, tanpa rencana atau tujuan kemana sekolah yang akan disasar.
“Tidak mesti saya rencanakan, kadang kalau saya ada di daerah Probolinggo misalnya, selama mata saya melihat sekolah mau itu negeri atau swasta saya turun saya datangi saya tinjau,” katanya.
Setiap kunjungan, Ety tidak pernah berkomunikasi dengan pihak sekolah karena ia ingin melihat kondisi riil di lingkungan sekolah yang akan dikunjungi. Hal itu pun justru memberikan pengalaman unik bagi dia.
“Pernah beberapa kali mampir di salah satu sekolah pinggiran, sampai dimintai KTP oleh satpam karena mungkin tidak tahu saya. Tapi ya gak apa-apa karena memang saya nggak pernah menghubungi sekolah lebih dulu. Tapi setelah masuk sekolah juga guru-guru dan sekolah mengenali saya,” papar ibu dari Ayu Larissa ini.
Ada banyak sekali informasi yang Ety dapatkan ketika ia meninjau langsung kondisi pendidikan di daerah pinggiran atau pelosok. Satu kejadian yang menggugah hatinya adalah ketika ia berkunjung di SMAN 1 Lumbang, yang mana Unit Kesehatan Siswa (UKS) nya tidaklah laik untuk dijadikan tempat istirahat dan berobat siswa ketika sakit. Padahal pihaknya telah menyiapkan program pengajuan bantuan UKS.
“Hal hal seperti ini yang tidak pernah saya temui. Kondisi riil sekolah, sarana prasarana hingga pola pembelajaran dan kurikulum nya karena memang banyak sekolah sekolah yang butuh pembinaan kurikulum. Kalau tidak meninjau langsung saya tidak akan tahu apa yang mereka butuhkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya,” urainya.
Dari hasil pelesiran itulah Ety mendapatkan berbagai ide dan konsep untuk membuat program demi kemajuan pendidikan SMA di Jatim.
“Saya ketagihan untuk turun kelapangan dan selalu suka untuk menyapa sekolah-sekolah pinggiran ini. Warga sekolah pun senang ketika saya datang berkunjung kesana. Meskipun tidak pernah menghubungi dulu. Jadi saya rencanakan memang harus saya sempatkan turun gunung,” pungkas Kabid berpenampilan anggun ini. [ina]

Rate this article!
Tags: