Pembelajaran Bahasa Jawa “Jaman Now”

Ilham Wahyu Hidayat

Oleh :
Ilham Wahyu Hidayat
Guru Bahasa Jawa SMPN 11 Malang

Jaman sekarang smartphone, komputer dan internet bukan barang eklusif. Hampir semua orang bisa mengoperasikan dan memiliki. Barang-barang elektronik itu dijual di hampir semua counter HP dan toko elekrtonik. Harganya pun beragam. Mulai cash sampai kredit. Singkatnya, jaman now adalah jaman teknologi informasi.
Teknologi informasi (TI) adalah teknik mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan atau menyebarkan informasi (UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik). Menurut Sarifah (2017) dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berperan sebagai: 1) alat produksi dan penyaji materi pembelajaran, 2) distribusi materi pembelajaran, 3) pengevaluasi pembelajaran, 4) media kolaborasi pembelajaran, dan 5) pencari sumber materi pembelajaran.
Sayangnya hanya sebagian kecil guru bahasa Jawa memanfaatkan TI. Sebagai contoh dalam membelajarkan aksara jawa. Biasanya guru menuliskan contoh di papan lalu dijelaskan. Jika siswa tidak bertanya tugas diberikan. Umumnya menterjemahkan aksara latin ke aksara jawa. Pengerjaannya di buku tulis lalu dikumpulkan. Bagi guru yang mengajar banyak kelas, meja kerjanya pun penuh tumpukan pekerjaan siswa. Kadang sampai menggunung dan mengganggu meja teman kerja sebelah.
Kondisi ini makin diperparah dengan persepsi kurang enak pada pelajaran bahasa Jawa. Banyak yang menganggap kurang penting dibanding pelajaran UNAS. Pada detik-detik mendekati UNAS, biasanya jam kelasnya digeser Matematika, IPA, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Ada juga yang punya persepsi pelajaran bahasa Jawa itu ndeso atau katrok. Namun terlepas dari itu semua, pola mengajar bahasa Jawa memang perlu diperbaikan.
Memang sah saja mengajar bahasa Jawa seperti di atas. Namun sangat baik jika memanfaatkan TI. Permendikbud RI No. 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran menjelaskan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Jadi sudah jelas, pembelajaran bahasa Jawa dengan memanfaatkan TI sangat diperlukan. Berikut ini beberapa alternatif teknisnya.
Pertama, membuat grup kelas. Grup dapat dibuat dengan aplikasi Whats App, Line, Telegram, dan aplikasi sejenis. Dalam grup guru sebagai admin. Tujuannya 1) membantu manajemen pembelajaran, 2) mengingatkan siswa akan materi yang akan dibahas di kelas, 3) sebagai tempat siswa mengumpulkan tugas pembelajaran.
Kedua, menggunakan layanan email. Aplikasi ini ada di semua smartphone android. Guru dapat memanfaatkannya sebagai saluran penugasan siswa. Contohnya untuk pembelajaran materi menulis surat. Siswa tidak perlu menulis di buku tapi langsung di smartphonenya. Hasilnya langsung dikirim ke email guru. Jadi selain belajar tentang struktur surat, dan cara menulis surat juga belajar fitur dalam e-mail. Setelah mengirimkan tugas siswa melapor di grup kelas.
Ketiga, menggunakan aplikasi pengolah kata. Aplikasi yang umum Microsoft Word. Aplikasi ini dapat digunakan untuk pembelajaran materi menulis aksara Jawa. Caranya mudah. Huruf hanacaraka (hanan font) didownload lalu diinstal. Microsoft Word dibuka, pilih hanan font dalam tab font, dan aksara Jawa siap digunakan. Hasil penulisannya dikirim ke e-mail guru. Bisa juga discreenshot lalu dikirim ke grup.
Aplikasi menulis aksara Jawa berbasis android juga ada di Google Play Store. Hanya saja kurang memotivasi siswa menguasai penulisan aksara Jawa. Fungsinya menterjemahkan dari teks latin ke aksara Jawa saja. Pengetahuan dan keterampilan siswa menggunakan aksara dan sandangannya tidak berkembang karena sifatnya instan. Tapi dari segi pengembangan aksara Jawa, aplikasi ini patut diberi jempol.
Keempat, menggunakan aplikasi desain grafis. Aplikasi dapat berbasis komputer seperti photoshop, corel draw, atau yang paling sederhana Microsoft Paint. Dapat juga berbasis android seperti Painter Mobile, Drawing Desk, dan jenis lain Aplikasi tersebut memiliki fitur lengkap mencakup garis dan warna serta obyek gambar dan teks.
Aplikasi tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran materi menulis iklan berbahasa Jawa. Fitur garis, warna dan obyek untuk mengolah aspek non kebahasaan iklan. Fitur teks untuk mengolah aspek kebahasaannya.
Menggunakan aplikasi itu tentu menyenangkan bagi siswa. Selain kelas tidak kotor oleh guntingan kertas warna dan lem yang mengotori meja, kalau pun tugas membuat iklan ini dikerjakan di rumah mengefisienkan waktu siswa.Siswa tidak perlu beli kertas warna, lem, spidol, dan alat lainnya.Tugas membuat iklan dapat dilakukan di komputer. Bisa juga sambil duduk santai dengan smartphone androidnya.
Kelima, menggunakan aplikasi multimedia. Aplikasi yang dimaksud perekam suara dan video kamera. Perekam suara dapat digunakan siswa untuk merekam tugas guru dalam materi membaca gegurtitan atau membaca ekpresif cerita pendek.Video kamera dapat dipergunakan penugasan materi menyanyikan tembang macapat dan penugasan materi wawancara.Hasil perekaman suara dan video dapat dikirimkan siswa ke grup sebagai bukti siswa telah mengerjakan tugasnya.
Keenam, memaksimalkan website sekolah. Hampir semua sekolah memiliki website. Tapi jika diamati sebagian besar isinya kurang kekinian. Maka sangat baik jika guru aktif mengisinya dengan informasi relevan dengan pembelajaran (dibantu admin website tentunya).
Website sekolah ini dapat dimanfaatkan guru bahasa Jawa mengupload ringkasan materi pembelajaran. Bentuknya dapat ppt, pdf, atau juga doc/ docx. Dapat juga mengupload video pembacaan tembang macapat yang didemonstrasikan guru.Tujuannya agar siswa dapat mengakses materi dan media pembelajaran. Bagi guru yang sekolahnya belum memiliki website dapat menggunakan web yang menyediakan penyimpanan data gratis seperti mediafire, youtube, megaupload, dan lainnya.
Sebagian guru bahasa Jawa mungkin kesulitan menerapkan teknis pembelajaran di atas. Sarifah (2017) menjelaskan dengan menggunaan TI akan terjadi pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: 1) dari pelatihan kepenampilan, 2) dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja, 3) dari kertas ke on line, 4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan 5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
Semua pergeseran itu harus dihadapi. Jadi sudah jelas, guru harus melek teknologi. Pemanfaatan TI dalam pembelajaran harus dipenuhi. Pembelajaran bahasa Jawa “jaman now” tidak harus terfokus di kelas. Evaluasi dan penugasan tak selamanya dengan kertas dan pensil. Dengan TI pembelajaran bahasa Jawa dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pelajaran bahasa Jawa bukan pelajaran ndeso dan katrok. Pelajaran bahasa Jawa bisa mengikuti perkembangan jaman, punya teknik serta trik pembelajaran efektif, efisien, menyenangkan dan rasional. Sekarang tinggal sang guru, mau mengikuti jaman atau apatis saja. ***

Rate this article!
Tags: