Pemerintah Diminta Tambah Alokasi Dana PAUD dan Posyandu

DPRD Jatim, Bhirawa
Gerakan masyarakat terhadap pengoperasionalan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) mendapat apresiasi dari anggota DPRD Jatim Dapil VIII (Madiun, Mojokerto, Nganjuk, dan Jombang) Hery Sugiono Tugas Oetomo. Hanya saja, alokasi dana untuk PAUD dan Posyandu harus ditambah.
Menurut Hery, selama ini semangat ibu-ibu di desa sangat luar biasa dalam menggerakkan PAUD, meskipun tidak dibayar. Namun pemerintah berkewajiban untuk memberi anggaran untuk meningkatkan mutu pendidikan di PAUD. Mengingat PAUD merupakan bagian penting dalam pendidikan dini.
“Jadi PR kabupaten/kota agar menyiapkan alokasi dana. Kalau hanya berpatokan undang-undang, PAUD belum jadi kegiatan pendidikan. Apalagi pemprov saat ini mengelola SMA/SMK sehingga dananya terbatas,” kata Hery dikonfirmasi, Minggu (24/6).
Politisi asal Partai Golkar itu menilai dengan ditanamkan pendidikan karakter sejak dini maka etika dan sopan santun sudah tertanam ketika di PAUD. Murid akan senantiasa menghormati guru ketika di sekolah.
“Kalau sejak kecil ditanamkan pendidikan karakter, kasus murid memukul guru hingga meninggal di seperti di Sampang tidak akan terjadi. Kalau sampai ada murid menampar guru, berarti mulai kecil tidak pernah disentuh,” terangnya.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim itu mendorong agar Pemprov Jatim menyiapkan dana, baik dalam bentuk dana hibah, atau bentuk lainnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Komisi E DPRD Jatim Hartoyo. Menurutnya pemprov melalui Dinkes harus mempunyai alokasi anggaran buat Posyandu. Mengingat Dinkes mendapatkan dana bagi hasil cukai rokok dari pemerintah pusat. Di sinilah Dinkes dapat memanfaatkan perannya dalam memajukan Posyandu dengan meminta kenaikan dana bagi hasil cukai rokok.
“Kalau ngomong UKM (Unit Kegiatan Masyarakat) Posyandu tidak dikasih uang saja sudah dijalankan masyarakat. Apalagi ada tambahan,” katanya.
Ditambahkannya bahwa uang untuk tenaga Posyandu sangat minim yakni Rp 20 ribu tiap orang dalam satu bulan. Maka alangkah baiknya jika sarana Posyandu anak menambah sarana timbangan dan tempat bermain. Dengan begitu, ketika ada antrean si anak bisa bermain dulu di sekitar Posyandu.
“Perlu bantuan dari provinsi, apakah mainan mobil-mobilan atau lainnya. Jadi bisa bermain sambil menunggu antrean,” paparnya.
Sementara untuk Posyandu lansia, bisa dibelikan dipan (tempat tidur) untuk memeriksa. Selain itu vitamin dan makanan pendamping untuk lansia sangat terbatas jumlahnya sehingga volumenya perlu ditambah.
“Di desa-desa sudah lengkap ada Posyandu anak, dan lansia. Kalau masyarakatnya semangat. Tinggal sarana dan prasarana perlu ditingkatkan agar lebih bagus kualitasnya,” pungkasnya. [cty]

Tags: