Pemisahan Aldi-Aldo Hanya Butuh 1 Jam 45 Menit

3-bayi.dnaSurabaya, Bhirawa
Pemisahan bayi kembar siam Aldi Wahyu Pratama dan Aldo Wahyu Pratama (Aldi-Aldo) asal Ponorogo berjalan lebih cepat dari rencana yang dijadwalkan yaitu 1.45 menit yakni dari pukul 11.15 hingga 13.00. Menurut prediksi Tim Penanganan Pusat Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo mempredikasi pemisahan Aldi-Aldo berjalan kurang lebih selama 4 jam.
Tim Bedah anak, dr Poerwadi, Sp A (K) RSUD dr Soetomo mengatakan, setidaknya ada 100 Tim PPKST berhasil memisahkan bayi yang mengalami thoraco Abdomino Phagus atau dempet dada dan perut itu hanya dalam waktu 1.45 menit. Cepatnya proses insisi atau pengirisan kerana usia kedua bayi ini masih sangat kecil yakni 68 hari.
“Proses insisi sangat cepat dibandingkan Nurul Rahma karena kondisi tulang dan dagingnya juga belum terlalu tebal,” ungkap dr yang disapa dokter Poer itu.
Sebelum diinsisi tim melakukan desain atau gambar pada garis yang akan dipotong. Setelah itu, proses insisi  dimulai oleh tim bedah anak yakni dengan memotong liver kedua bayi yang menyatu pada pukul 11.15 menit.  Kemudian tim bedah thoracho kardiovaskuler memisahkan dada bayi pasangan suami istri Puji Astuti dan Sukoto asal Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo tersebut. Setelah itu tim bedah anak melanjutkan memotong perut kedua bayi kembar siam yang lahir pada 11 Juni 2014 tersebut.
“Alhamdulillah pas jam 13.00 selesai. Aldo langsung dipindahkan ke ruang 607 dan Aldi ditangani di ruang 609,” jelasnya.
Setelah terpisah, tim bedah plastik langsung melakukan proses penutupan luka di masing-masing ruangan. Luka insisi Aldo ditangani di ruang 607 dan luka insisi Aldi tetap dilakukan di ruang 609. Kendati proses insisi dilakukan sangat cepat dibandingkan proses insisi Nurul Rahma yang mencapai 4 jam, bukan berarti proses pemisahan tersebut berjalan lancar.
Dr Poer menjelaskan jika dari sebelum hingga sesudah pemisahan, kondisi kedua bayi dalam keadaan darurat. Sebelum masuk ke ruang operasi yakni pukul 08.00, panas Aldi mencapai 38 derajat. Infeksi darah dan payah jantungnya pada Aldi terus meningkat.  Dimana, Aldi mengalami peningkatan Patient Ductus Arteriosus (PDA) atau kelainan jantung dimana tidak terdapat penutupan arteri yang menghubungkan aorta dengan pembuluh darah besar pulmonal.
Kondisi terus terjadi hingga membuat badan Aldi panas. Yang membuat tim dokter sempat kewalahan yakni kasus trasposition of greath artery (TGA) membuat infeksi pada transportasi pembuluh darah Aldi terus memburuk sehingga membuat saturasi (penurunan oksigen dalam darah.
Selain itu, ternyata sebelum operasi dilakukan, tim dokter juga kewalahan karena menemukan persoalan baru pada jantung Aldo yakni dia mengalami ASD (Arterial Septal Defect atau lubang (defek) pada sekat antar serambi.
“Tapi biasanya ASD akan hilang sesuai dengan perkembangan usia karena jantung seseorang sudah cukup membaik. Hal ini juga dulu terjadi pada Aldi, Aldi sempat memiliki ASD tapi kemudian hilang dengan sendirinya,” ungkap dr Poer.
Ketua Tim Kembar Siam dr Agus Harianto SpAK menyatakan, jika tidak dipisahkan hari ini, khawatir akan membuat keduanya meninggal dunia. Operasi pemisahan ini juga berisiko menyebabkan salah satu bayi meninggal. Namun jika dibiarkan akan mempengaruhi kondisi jantung Aldo yang sehat. ”Kita sudah berusaha maksimal dan alhadulliha bayi kembar siam Aldi-Aldo sudah dipisahkan,” ucapnya.
Sementara orangtua bayi, Puji Astuti, mengaku senang bayi kembar siamnya dapat dipisahkan oleh tim medis. Sebagai orang tua pihaknya hanya bisa pasrah dan berserah diri kepadaNya karena bagaimanapun dirinya sudah berusaha keras agar putranya dapat dipisahkan. ”Selama operasi saya terus berdoa semoga operasi pemisahannya berjalan lancar dan alhamdulliah semuanya baik-baik saja,” ujarnya. [dna]

Keterangan Foto : Kondisi sebelum Aldi-Aldo menjalani operasi pemisahan oleh Tim PPKST.

Tags: