Pemkab Tulungagung Kembali Aktifkan Posko Ketahanan Pangan

Bupati Maryoto Birowo dan Forkopimda Tulungagung saat mengikuti vidcon rakor inflasi di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Senin (9/1).

Tulungagung, Bhirawa.
Pemkab Tulungagung akan kembali mengaktifkan Posko Ketahanan Pangan. Pengaktifan kembali Posko Ketahanan Pangan tersebut merupakan salah satu hasil dari rapat koordinasi (rakor) kepala daerah bersama Mendagri terkait evaluasi inflasi yang diselenggarakan melalui video conference (vidcon), Senin (9/1).

“Kepala daerah diminta mengaktifkan kembali posko mengenai ketahanan pangan,” ujar Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo usai acara vidcon di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Senin (9/1).

Menurut dia, pengaktifan Posko Ketahanan Pangan sebagai upaya stabilitasi harga kebutuhan pokok di Tulungagung. Selain juga sering melakukan evaluasi terhadap komoditas yang mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan dan dapat menyumbang pertambahan inflasi.

“Seperti harga beras, cabe merah, bawang putih dan minyak goreng harus benar-benar sering dievaluasi. Semuanya agar tidak sampai terjadi inflasi yang tinggi,” paparnya.

Sejauh ini angka inflasi di Kabupaten Tulungagung, lanjut Bupati Maryoto Birowo, masih dalam batas kewajaran. Yakni dalam tahun 2022 sebesar 5,76 persen.

“Kalau per bulan hitungannya angkanya terus menurun. Dari yang semula 0,79 persen, sekarang menjadi 0,59 persen,” tuturnya.

Soal lokasi Posko Ketahanan Pangan, Bupati Maryoto Birowo menandaskan akan bertempat di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tulungagung. “Nanti tiga pilar termasuk kejaksaan akan menangani bersama,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Tulungagung, Adi Prasetiya, mengakui jika tingkat inflasi di Kabupaten Tulungagung pada tahun 2022 mencapai 5,76 persen. Tingkat inflasi tersebut masih lebih rendah dari tingkat inflasi Jatim.

“Tingkat Inflasi di Tulungagung masih lebih rendah dari Jatim. Kalau Jatim itu sekitar 6 koma sekian,” terangnya.

Sedang yang menyumbang inflasi, menurut Adi Plrasetiya adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau. Besarannya mencapai 1,83 persen.

“Memang kelompok makanan, minuman dan tembakau yang paling dominan. Tetapi ada juga yang stabil dan disflasi. Di tahun 2023 kemungkinan nanti bisa ditekan,” paparnya. [wed.dre]

Tags: