Penanganan Anak Terdampak Bencana oleh BPBD Jatim dan OPD Terkait

Keceriaan anak-anak terdampak bencana saat bermain dan bernyanyi di Tenda Ramah Anak.

Hadirkan Suasana Riang Gembira di Tenda Ramah Anak dan Dapur Balita
Pemprov Jatim, Bhirawa
Ekspresi gembira terlihat di wajah anak-anak Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Begitu senangnya mereka saat personel BPBD Jatim beserta OPD terkait, mengajak mereka bersama-sama bermain dan bernyanyi di Tenda Ramah Anak.
Keceriaan dan mimik bahagia itulah yang coba dihadirkan BPBD Jatim bersama OPD terkait dalam Tenda Ramah Anak, Dapur Balita dan Anak. Proses healing ini dilakukan dalam upaya penanganan anak-anak terdampak bencana. Keseriusan dalam proses healing terus dilakukan BPBD Jatim, salah satunya melalui simulasi penerapan SOP Tenda Ramah Anak, Dapur Balita dan Anak.
Penanganan terhadap anak-anak terdampak bencana inilah yang menjadi perhatian penting. Butuh perhatian ekstra dalam menangani anak-anak. Khususnya memahami karakteristik anak-anak agar bisa diajak kerjasama. Sehingga dapat mengobati psikis anak-anak dengan mengembalikan kebahagian dan senyuman dihari-hari mereka.
“Perlu penanganan khusus untuk anak-anak terdampak bencana. Terutama untuk kebutuhan nutrisi dan trauma healing,” ungkap Sekretaris BPBD Jatim, Suharlina Kusumawardani mewakili Kalaksa BPBD Jatim.
Perlu adanya standar operasional dalam pendirian Tenda Ramah Anak, Dapur Umum Balita dan Anak. Mengingat pentingnya kita mengutamakan keselamatan dan kesehatan anak-anak. SOP itulah yang coba dilakukan Suharlina dalam penanganan anak-anak terdampak bencana.
Berkaca pada penanganan APG Semeru beberapa waktu lalu. Suharlina mengaku, diperlukan penanganan ekstra terhadap anak-anak. Sifat dan pribadi anak yang harus dimengerti, menjadi poin penting dalam upaya pemulihan atau trauma healing terhadap anak terdampak bencana.
Sebagai lembaga penyelenggaraan penanggulangan bencana. Suharlina mengaku, BPBD Jatim mengedepankan sinergitas secara pentahelix, baik dalam mitigasi maupun penanganan bencana. Tak terkecuali penanganan untuk anak-anak terdampak bencana.
“Penanganan pasca bencana antara orang dewasa dengan anak-anak jelas berbeda. Maka dari itu perlu adanya SOP dalam memfungsikan Tenda Ramah Anak, Dapur Balita dan Anak,” ucapnya.
Bersama dengan Dinsos Jatim, Disperpus & Arsip Jatim, Dinkes Jatim, DP3AK Jatim, BPBD Lumajang, FPRB Jatim dan Perangkat Desa setempat. BPBD Jatim menggelar simulasi penerapan SOP Tenda Ramah Anak, Dapur Balita dan Anak di Lapangan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Maka dari itu, Suharlina menambahkan, BPBD mempunyai 3 fungsi yakni fungsi Koordinasi, Komando dan Pelaksana berinisiatif menyusun SOP dalam pendirian Tenda Ramah Anak, Dapur Umum Balita dan Anak. Penyusunan SOP ini dilakukan bersama dengan OPD terkait diantaranya Dinsos, Dinkes, DP3AK, Dinas Perpustakaan & Kearsipan dan FPRB Jawa Timur.
“Kami memastikan kondisi kesehatan, ketersediaan pelayanan kesehatan dan ketersediaan fasilitas di lokasi terdampak bencana. Khususnya bagi anak-anak yang juga terdampak bencana,” pungkasnya. [Abed Nego]

Tags: