Peran Pustakawan Mengembangkan Literasi Mewujudkan Kesejahteraan

Oleh :
Drs Sudjono, MM
Pustakawan Ahli Utama

Perpustakaan hari ini diyakini bisa berperan strategis sebagai sarana literasi untuk mengentaskan kemiskinan dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semangat ini secara masif dikembangkan di kalangan pustakawan dan pengelola perpustakawan. Harapannya, tentu ini menjadi tantangan bagi para pustakawan agar layanan perpustakaan tidak sekadar memberi layanan baca, tetapi juga bisa berperan lebih jauh lagi dengan mampu memberdayakan pembacanya. Harapan akan peran tersebut bukan tanpa alasan, bahwa angka kemiskinan penduduk, masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah untuk bisa mengentaskannya. Dalam konteks inilah perpustakaan dengan didukung para pustakawan yang kompeten diharapkan bisa memberikan kontribusinya dengan menggairahkan budaya literasi masyarakat.
Pemerintah sungguh terus berupaya maksimal, setahap demi tahap untuk menuntaskan persoalan tersebut. Salah satu hal yang dilakukan, meningkatkan pengetahuan dan pola pikir masyarakat agar lebih maju. Peningkatan literasi bacaan menjadi salah satu upaya yang ditempuh, dengan mendorong masyarakat menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar dan berkegiatan. Kegiatan literasi bukan kegiatan yang hanya berkisar tentang buku dan membaca. Kegiatan Literasi dapat menumbuhkan banyak peluang keberhasilan bagi masyarat. Yang terpenting berikan perhatian pada program perpustakaan. Pada wilayah lain. perpustakaan juga didorng untuk melakukan kegiatan pelibatan masyarakat dengan mengangkat potensi yang ada di daerah masing-masing.
Undang-Undang tentang perpustakaan mengamanatkan perpustakaan diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran, dan kemitraan. Hal ini menunjukkan perpustakaan mengemban amanah sebagai tempat pembelajaran, beraktivitas, dan kemitraan bagi masyarakat yang dikelola secara profesional dan terbuka bagi semua kalangan (inklusif) sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera.
Di samping itu, Perpustakaan juga harus ikut menopang prioritas pembangunan nasional yakni pengentasan rakyat dari kemiskinan yang salah satunya adalah dengan melalui literasi.
Dalam hal ini, mereka menjalankan program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial. Melalui program literasi untuk kesejahteraan ini, Perpustakaan diharapkan bisa ikut andil dalam mengatasi persoalan kemiskinan di Tanah Air. Dengan program tersebut, mereka ingin mengubah mindset atau pola pikir masyarakat atau dari internal perpustakaan (pustakawan) dalam memandang dan mengakses perpustakaan.
Transformasi ini supaya perpustakaan tidak lagi seperti kantor, tetapi bagaimana memberikan layanan kepada masyarakat tempat mereka bisa belajar kontekstual, berbagi pengalaman, dan berketerampilan.
Esensinya ialah perpustakaan sebagai tempat beraktivitas masyarakat. Upaya itu, misalnya, dengan mengundang para ahli dan pelaku usaha untuk berbicara atau berbagi ilmu langsung kepada masyarakat. Karena itu, pengembangan perpustakaan juga didasarkan pada konteks dan kebutuhan masyarakat lokal.
Kita mengundang masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan. Tujuannya supaya mereka bisa meningkatkan kesejahteraan. Misalnya, di suatu daerah banyak usaha pecel lele, maka kita mengundang narasumber yang ahli di bidang ini, pelaku usaha lele, dinas terkait, serta menyediakan referensi buku-buku tentang budi daya lele. Bukan itu saja, kalau dilingkungan perpustakaan memiliki potensi ekonomi di sektor yang lain seperti pertanian dan perkebunan, maka dengan sendirinya perpustakaan juga dituntut untuk memenuhi kebutuhan literasi yang dibutuhkan masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi ekonominya.
Dalam upaya mengubah mindset itu, Perpustakaan harus terus didorong untuk berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat dengan meningkatkan koleksi, terutama buku-buku tepat guna dan fasilitas sarana dan prasarana perpustakaan di pusat dan di daerah-daerah. Perpustakaan juga harus menjangkau masyarakat yang memiliki keterbatasan akses ke perpustakaan dengan memberikan program stimulan kepada perpustakaan-perpustakaan di kabupaten dan kota melalui bantuan mobil perpustakaan keliling dan motor pepustakaan keliling dan sebagainya.
Peran Perpustakaan Desa
Bahwa dalam era revolusi 4.0 dewasa ini, perpustakaan tidak boleh tinggal diam, tetapi harus bisa menjemput bola memberikan informasi positif kepada pelaksana dan penggerak pembangunan di desa, bagaimana cara membangun desa dan masyarakat desa agar pembangunan desa mampu mengejar ketertinggalan dalam kecerdasan masyakarakat desa dan memberi semangat yang tinggi untuk membangun keluarga yang sejahtera dan mandiri
Melalui masukan dari bahan-bahan Pustaka, rakyat desa harus segera bertambah mampu memproduksi barang-barang yang dibutuhkan rakyat banyak, laku jual dan menguntungkan keluarganya. Rakyat harus didorong untuk gemar membaca buku-buku yang mudah dimengerti yang isinya mudah dipraktekan di lapangan. Pustakawan harus mengembangkan desa dan memberdayakan keluarga desa untuk siap mandiri.
Perpustakaan harus siap menjemput bola, tidak boleh tinggal diam karena alasan masyarakat tidak datang ke perpustakaan. Perpustakaan harus dinamis lincah dan menyediakan. kalau perlu mengantarkan sampai ke rumah, bahan bacaan yang cocok kebutuhan rakyat dalam membangun, utamanya menghasilkan produk laku jual dan menguntungkan serta mendorong hidup sejahtera, damai dan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya alam serta lingkungan hidup untuk anak cucu di masa depan.
Sejalan dengan pembangunan desa yang gegap gempita di seluruh Indonesia. Perpustakaan perlu disiapkan dan diperluas jangkauannya. menarik rakyat banyak untuk mempelajari bahan bacaan yang tersedia yang karena banyak disajikan bahan yang cocok dengan kebutuhannya, mudah diakses, rakyat jatuh cinta pada perpustakaan sehingga masyarakat maju pesat, mandiri dan sejahtera.
Pengembangan perpustakaan saat ini tak hanya ditujukan untuk memberikan pelayanan yang optimal, namun juga bertujuan bisa berdampak terhadap kesejahteraan. Ini karena perpustakaan tidak lagi hanya sekadar berisikan buku-buku, tapi dikembangkan juga menjadi fasilitas yang bisa membuat masyarakat sejahtera.
Diantaranya dengan adanya program pelatihan di perpustakaan yang bisa menjadi modal keterampilan untuk membuka usaha, salah satunya pelatihan komputer. sosialisasi pengembangan perpustakaan sosialisasi pengembangan perpustakaan.
Sekarang perpustakaan menjadi tempat belajar berkegiatan. Jadi bukan lagi hanya untuk sekadar bekajar baca buku tapi ada kegiatan-kegiatan keterampilan dan akan difasilitasi sampai ke perpustakaan desa.
Dari hasil pengembangan pemberian keterampilan saat ini alumninya sudah ada yang bisa mendapatkan nilai ekonomis karena berhasil membuka peluang usaha. Dalam pengembangan perpustakaan desa ini juga harus didukung dengan dibuatnya perpustakaan digital, sehingga memudahkan dalam pencarian buku. Dengan demikian, masyarakat di desa pun tidak akan ketinggalan dengan perkembangan dan informasi dari luar desanya. Inilah tantangan serius yang harus dijawab agar perpustakaan bisa benar-benar menjadi pusat belajar sekaligus untuk memberdayakan potensi masyarakat sekitarnya.

———- *** ———–

Tags: