Perhitungkan 4 Mutasi Virus Covid-19

Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Unair bersama Rektor Unair Prof Moh Nasih dalam pers rilis Perkembangan Vaksin Merah Putih.

Surabaya, Bhirawa
Mutasi Sars-CoV-2 hingga kini masih terus berlanjut. Beberapa waktu terakhir berbagai varian virus ditemukan di Indonesia. Sebut saja seperti D614G, B117, E484K dan B1525. Bahkan, di Indonesia khususnya Surabaya, sejak awal sudah masuk mutan D641G.
Terkait hal itu, Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) mengaku jika pihaknya telah memperhitungkan adanya mutasi virus Covid-19 selama setahun terakhir. Bahkan saat kasus Covid-19 baru ditemukan di Indonesia khususnya Surabaya.
Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Unair, Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan dari uji vaksin merah putih yang kini masuk tahap uji preklinik pada hewan besar, maka sudah memperhatikan beberapa mutasi.
“Jadi desain ketiga platform (Platform next generation, platform dengan metode viral vector dan platform inactivated virus) sudah memperhatikan itu. Ini mutan yang paling utama dan paling penting D641G, karena semua mutasi varian di tempat lain masih memiliki G. Dari D jadi G atau glisin,” jabar Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Selasa (20/4).
Menurutnya, mutasi virus baru lainnya masih memiliki D614G di dalam strainnya. Kemudian, strain D berubah ke G ini yang digunakan dalam vaksin Merah Putih platform Unair. “Varian baru yang muncul di Inggris, Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan India semuanya masih punya D614G. Strain kita tidak ada lagi strain Wuhan D614. Hasil penelitian kami sudah zero sejak akhir April. Semuanya sudah G sekarang,” katanya.
Selain itu, tim peneliti Unair juga menggunakan mutasi E484K yang ditemukan di negara lain. Seperti di Jepang, AS, Inggris, India dan Brazil. Dikatakan Prof Nyoman, munculnya varian baru di lokasi lain sudah memperhatikan whole genome sequence yang dilakukan tim peneliti lengkap.
“Ini merupakan strain mutan, tapi mutan Indonesia ada D614G dan E484 tapi E-nya bukan K tapi D. Tapi lokasinya sama. Ini spesifik untuk Indonesia. Kita tidak menggunakan varian dari Inggris karena mayoritas yang ada sekarang,” jelasnya.
Prof Nyoman mengatakan, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan menguji mutasi virus dari luar negeri dengan vaksin Merah Putih. “Kita berharap semua hasil efikasinya (Menakar kemampuan vaksin) tinggi. Kita juga tidak bisa menjamin sudah menggunakan strain mutan (D541G) maka efikasinya bisa tinggi. Kita tunggu dari hasil uji klinisnya,” pungkasnya. [ina]

Rate this article!
Tags: