Peringati Hari TBC Se-dunia, Yabhysa dan Dinkes Situbondo Kampanye Ditengah Jalan Protokol

Altur Rosyidah, Ketua Yabhysa turun ke jalan bersama jajaran Dinkes Kabupaten Situbondo untuk mengedukasi masyarakat tentang informasi dasar TBC dan seruan waspada penularan TBC. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Guna ikut memeriahkan peringatan hari TBC se dunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret 2023, Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo menggelar kampanye kepada pengendara motor di jalan protokol Situbondo.

Diantaranya di perempatan Alun-Alun dan simpang empat Sarworini, Selasa (21/3) kemarin. Ini dilakukan untuk menekan kasus penularan TBC di Kota Santri Pancasila Situbondo.

Ketua Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera, Altur Rosyidah mengatakan, acara tersebut digelar dengan orasi dan pemberian brosur pada pengendara motor dengan melibatkan 80 orang. Diantaranya, ada 50 orang kader yang berasal dari Yabhysa dan 30 orang tenaga kesehatan dari seluruh Puskesmas serta pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo.

“Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera merupakan bagian mitra kerja Dinas Kesehatan Situbondo dalam rangka mensukseskan program penanggulangan TBC. Kali ini turun bersama-sama ke masyarakat untuk menyampaikan informasi dan pencegahan penularan penyakit TBC. Kami ingin mengedukasi masyarakat terkait tata cara mengobati penyakit tersebut. Itu karena TBC dapat disembuhkan dengan melakukan tata laksana pengobatan TBC,” ungkap Altur.

Lebih lanjut, Altur menandaskan, dengan kegiatan kampanye serentak diharapkan bisa mengajak masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyakit tersebut. Tujuannya untuk menekan munculnya kasus TBC dan dapat segera menemukan kasus baru TBC agar segera di obati.

“Dengan memperingati hari TBC se-dunia, kami berharap masyarakat bisa sadar dan waspada terhadap penyakit yang masuk katagori menular itu,” kupas Altur.

Altur juga meminta, agar masyarakat selalu waspada terhadap penularan TBC, caranya dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. “Dan perlu diwaspadai terhadap mulai meningkatnya angka kesakitan TBC pada anak terutama kontak serumah dengan pasien. Ini karena usia anak sangat rentan dan beresiko tertular, sehingga perlu masyarakat memahami pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT),” papar Altur.

Altur kembali menambahkan, saat ada masyarakat yang mengalami gejala penyakit TBC, sebaiknya segera datang ke Puskesmas terdekat. Sehingga tidak sampai mengakibatkan kondisi kesehatan yang dialami semakin memburuk.

“Jangan sampai berpandangan bahwa penyakit TBC ini akan bisa sembuh tanpa pengobatan. Justru orang yang terdiagnosa TBC wajib untuk rutin mengkonsumsi obat anti TBC selama enam bulan. Khusus kalangan balita dan anak usia 5-14 tahun kontak yang berada serumah agar segera diperiksakan dan mendapatkan TPT, ” ungkap Altur.

Altur menerangkan, selain melakukan aksi turun jalan bersama jajaran Dinkes untuk mengedukasi masyarakat tentang informasi dasar TBC dan seruan waspada penularan TBC juga memberikan imbauan untuk memeriksakan diri ke Puskesmas jika sedang bergejala TBC (batuk, keringat dingin dimalam hari, berat badan menurun, demam, nafsu makan berkurang). Termasuk, lanjut Altur, bagi warga yang beresiko tertular TBC (ODHIV, DM, Lansia, Bumil, Perokok).

“Kami juga melakukan grebek TPT dan ketuk pintu (skrining dan mantox test pada balita kontak serumah dengan pasien) serta mengadakan sarasehan Kader Yabhysa bersama Dinkes. Ini semua untuk memotivasi para kader agar terus melakukan kegiatan sosial dan semangat membantu capaian Puskesmas dan Dinkes dalam rangka menemukan kasus baru TBC dan mendampingi pasien TBC selama masa pengobatan sampai sembuh,” pungkas Altur. (awi.gat)

Tags: