Perkuat Koperasi Pangan Modern

Saat ini, kebutuhan akan kemandirian pangan sangat mendesak dilakukan bagi negara di dunia di tengah ancaman krisis pangan, tanpa terkecuali di Indonesia. Logis adanya, jika pemerintah pun berupaya mewujudkan kemandirian pangan ini. Upaya dan inovasi menuju kemandirian pangan memang perlu terus diintensifkan. Salah satunya, melalui program integrated farming (sistem pertanian terpadu) yang bisa dimanfaatkan guna meningkatkan produktivitas sektor pertanian sekaligus sebagai jalan ke luar atas tantangan terhadap kebutuhan kemandirian pangan bagi sebuah negara.

Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UMKM (Kemenkop-UKM) terus menggulirkan program Korporatisasi Petani yang dikembangkan menjadi Integrated Farming System yang merupakan sistem pertanian dengan upaya memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, hewan ternak dan perikanan, untuk mendapatkan agro ekosistem, yang mendukung produksi pertanian (stabilitas habitat), peningkatan ekonomi dan pelestarian sumber daya alam.

Kalau model seperti itu diadopsi, bukan hanya petaninya sejahtera, tetapi ketahanan pangan juga terjaga. Ambil contoh, peternakan merupakan salah satu subsektor yang memberikan kontribusi pada perekonomian nasional serta mampu menyerap tenaga kerja secara signifikan. Sektor peternakan ini menyumbang kontribusi sebesar 16,04% terhadap total PDB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan II-2021, meningkat 7,07% yoy. Sementara data SUTAS BPS 2018 mencatat, dari 27,6 juta pelaku usaha di sektor pangan, 48,9% atau 13,5 juta pelaku usaha bergerak disektor peternakan. Dalam sektor peternakan ini terdiri dari tiga komoditas utama yaitu 49,3% ayam atau 6,7 juta pelaku usaha, 34,2% sapi potong atau 4,6 juta pelaku usaha, dan 22,5% kambing atau 3 juta pelaku usaha, (Republika, 14/2/2022).

Itu artinya, integrated farming system, mampu mengelola potensi pertanian dari hulu ke hilir. Dan, sekaligus menjadi model yang pas untuk ditiru para petani dan peternak, maupun koperasi di sektor pangan. Pasalnya, tidak hanya dinilai bisa meningkatkan kesejahteraan petani, integrated farm ini memiliki potensi mampu memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.

Oleh :
Dyah Titi Muhardini
Dosen FPP Universitas Muhammadiyah Malang.

Rate this article!
Tags: