Industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki potensi besar untuk menyasar pasar luar negeri melalui ekspor, khususnya di era revolusi teknologi saat ini. Namun sayang hingga kini masih ada stigma yang menganggap bahwa melakukan ekspor di Indonesia sulit dan penuh kendala. Untuk itu, besar harapan kepada para kepala perwakilan Indonesia (di luar negeri) dapat melakukan kajian dan market intelligence secara komprehensif, termasuk tentunya peluang produk UMKM di negara akreditasi.
Melalui cara tersebut, para pelaku UMKM bisa disuplai dengan data-data potensi UMKM yang dapat dikurasi bersama untuk memastikan keunggulan dan produk berkapasitas ekspor. Hal tersebut, penting terperhatikan mengingat pemerintah tahun lalu mencatat UMKM menyumbang 15,65% dari total nilai ekspor dan ditargetkan naik menjadi 17% di tahun 2024. Sejatinya, kemampuan UMKM yang hanya menyumbang 15% dari total nilai ekspor Indonesia merupakan sebuah keironian tersendiri. Pasalnya, UMKM Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan ASEAN.
Berdasarkan studi Asian Development Bank (ADB), kontribusi ekspor UMKM Thailand mencapai hingga 28,7% pada tahun 2018. Diikuti oleh Malaysia (17,3%) dan Indonesia (14,4%). Laporan tersebut tidak memasukkan data ekspor UMKM Singapura. Menurut laporan ADB, Malaysia memiliki 907.065 UMKM per tahun 2015. Sedangkan Thailand tercatat memiliki sekitar 3,08 juta UMKM per akhir 2018. Sementara itu, ada 271.800 UMKM di Singapura pada tahun 2019. Sedangkan, Indonesia kontribusi ekspor UMKM baru 15%.
Itu artinya, masih sedikit UMKM di Tanah Air yang telah mengekspor produk-produknya ke pasar global. Bahkan, Indonesia tertinggal dari negara ASEAN lainnya seperti Malaysia ataupun Thailand. Oleh sebab itu,, besar harapan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bisa membuat nota kesepahaman terkait kerjasama dibidang diplomasi ekonomi yang sekiranya mampu menekankan dukungan bagi UMKM agar mendunia. Tentunya, yang tidak kalah pentingnya adalah menghadirkan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM dalam hal literasi untuk ekspor guna menghadirkan produk yang inovatif untuk memenuhi standar internasional, serta dapat memetakan strategi penetrasi di negara akreditasi.
Novi Puji Lestari
Dosen FEB Univ. Muhammadiyah Malang.
