Jumlah Penderita HIV/AIDS Kabupaten Blitar Capai 50 Orang

karikatur ilustrasi

(Pertengahan Tahun 2017)

Kabupaten Blitar, Bhirawa
Masih pertengahan tahun 2017 sesuai data bulan Juni 2017, sudah ada 50 warga Kabupaten Blitar positive menderita HIV/AIDS. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Krisna Yekti menjelaskanya  selama enam bulan di tahun 2017 ini tepatnya hingga akhir bulan Juni tercatat sudah ada 50 warga Kabupaten Blitar yang teridentifikasi positif menderita HIV/AIDS. “Data penderita HIV/AIDS selalu kami pantau, dan sampai pertengahan tahun ini sudah ada 50 warga,” kata Krisna Yekti.
Lanjut Krisna Yekti, berdasarkan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar adapun perincian penderita HIV/AIDS untuk penderita usia 0 sampai 4 tahun ada 1 orang, kemudian untuk penderita diusia 15 sampai 24 tahun ada 7 orang, untuk usia 25 sampai 34 tahun ada 18 orang dan untuk penderita usia 35 sampai 44 tahun ada 17 orang dan sedangkan penderita yang berusia di atas 45 tahun ada 7 orang. “Rata-rata penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar adalah mereka yang masuk pada usia produktif,” ujarnya.
Tambah Krisna Yekti, total secara keseluruhan seluruh penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar selama ini jumlahnya mencapai 1.147 orang. Sehingga pihaknya untuk melakukan antisipasi dan pencegahan melalui sosialisasi secara langsung kepada masyarakat dan penderita HIV/AIDS agar tidak menular lagi. “Yang jelas segera kami tangani penderita HIV/AIDS baru dengan dilakukan perawatan di rumah sakit atau diberikan obat untuk menekan virus ini, selain itu sosialisasi juga seringkali kami lakukan untuk pencegahan,” imbuhnya.
Anggota DPRD Kabupaten Blitar, Abdul Munib, SIP berharap persoalan penanganan HIV/AIDS di Kabupaten Blitar harus lebih ekstra dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. karena jika melihat jumlah saat ini yang sudah mencapai 1.147 orang menurutnya cukup banyak dan diprediksi akan semakin bertambah banyak jika tidak ada penanganan serius.
“Pemkab Blitar melalui Dinas Kesehatan serta pihak terkait harus serius untuk menangani hal ini. Karena dengan jumlah yang ada dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah jika tidak diproteksi dengan penangan secara medis serta sosialisasi secara langsung baik kepada masyarakat, keluarga penderita serta penderita sendiri,” pungkasnya. [htn]

Tags: