Pesantren Teknologi Pangan dan Energi Situbondo

H Harsono Direktur Pesantren Tehnologi Pangan dan Energi Moncel Situbondo, saat menunjukkan produk K-Link yang menjadi jujugan studi banding siswa SMK dan santri. [sawawi]

Selalu Jadi Jujugan Studi Banding Siswa SMK dan Santri
Situbondo, Bhirawa
Sejak H Harsono menahkodai HIPSI (Himpunan Pengusaha Santri Indonesia) Situbondo, namanya terus menjadi viral di Kota Santri. Bahkan era kepengurusan H Harsono kiprahnya mulai tampak ditengah-tengah masyarakat setelah berhasil memproduksi ‘pizza santri’ bersama para santri di komunitas HIPSI Situbondo. Produk pizza santri ini menjadi cikal bakal H Harsono untuk mengembangkan prodk lain bernama K-Link (sebuah produk kesehatan herbal) yang kini semakin dikenal masyarakat. Apalagi, sejumlah siswa SMK dari berbagai daerah dan kalangan santri Situbondo melakukan studi banding ke pusat pesantren teknologi pangan dan energi Situbondo, pimpinan H Harsono.
Kata Harsono, jika santri atau siswa dan pelajar menjadi manusia yang sempurna didunia, diyakini bakal sempurna juga kelak diakhirat. Misalnya saja santri atau siswa tidak akan punya hutang sehingga kehidupan kelak akan sempurna di mata Allah SWT. Dengan pijakan itu H Harsono berobsesi untuk menciptakan satu juta santri menjadi pengusaha mulai 2019 hingga tahun 2020. “Dengan satu juta pengusaha muda di Indonesia, kami berharap keinginan untuk menjadikan anak anak santri atau pelajar sebagai pengusaha akan terwujud. Kami tidak mau santri akan selalu menjadi konsumen. Saya yakin satu hingga dua tahun target ini akan tercapai,” tegas Harsono.
Untuk tehnisnya, H Harsono akan membentuk dan melakukan pelatihan seperti yang sudah dilakukan di Jember dan Banyuwangi. Dengan mencetak santri atau siswa sebagai wisausaha muda, misalnya memasarkan produk produk K-Link akan menghasilkan pendapatan. “Dengan mendapatkan income dan uang, maka kondisi keuangan santri akan sehat dan nanti akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan bahkan bisa membangun usaha,” terang H Harsono.
Heri, salah satu santri yang kini menjadi pengusaha mengakui dengan dana awal sebesar Rp 200 ribu dan membeli produk K-Link sudah merasakan hasil dan manfaatnya. Apalagi, sebut Heri, produk K-Link yang kini dipasarkan di dunia membuat produk ini kian terkenal untuk dijadikan obat herbal. “Ini sangat berfungsi untuk menjaga kesehatan dan sudah dipasarkan di Indonesia dan diekspor ke benua Asia serta dijual ke Malaysia Singapura dan Hongkong. Kini juga sudah ada kantornya di Indonesia di Jalan Gatot Subroto Jakarta. Makanya banyak siswa dan santri studi banding ke pesantren tehnologi pangan dan energi Situbondo, pimpinan H Harsono di Situbondo,” ucap Heri.

Menyehatkan, Ajak Siswa dan Santri Rajin Konsumsi Produk K-Link
Selama membidani HIPSI Situbondo dan memasarkan produk kesehatan berbentuk herbal (K-Link), sudah cukup banyak santri dan siswa datang ke pusat pesantren tehnologi pangan dan energi Moncel Situbondo untuk menimba ilmu. H Harsono setiap hari tidak pernah menolak semua kunjungan para generasi muda, pelajar dan kalangan pemuda baik lokal Situbondo maupun regional Jatim. Semua ditemui untuk berbagi ilmu menjadi pengusaha muda.
Kata H Harsono, kedepan di Situbondo akan dikembangkan menjadi distributor K-Link sebagai pusat produk vitamin dan juga bisa menjadi bahan makanan bagi keluarga. Tentunya, aku Harsono, dengan melibatkan santri dan siswa mulai dari siswa SD hingga SMA/SMK untuk selalu mengkonsumsi produk kesehatan tersebut. “Dengan siswa atau santri mengkonsumsi K-Link maka tubuh akan sehat. Selain itu juga mendapatkan keuntungan sebagai distributor (stokist). Keuntungan lainya siswa atau santri yang bersangkutan akan mendapat ilmu sebagai pengusaha,” ujar H Harsono.
Atok, salah satu santri Situbondo menandaskan, K-Link sebagai obat kesehatan dari bahan herbal bisa dikembangkan para santri dan pelajar yang ada di Situbondo. Buktinya, kata Atok, dirinya sudah berhasil merasakan manfaat dan keuntungan dari produk obat herbal tersebut. Selain aman dari bahan kimia, urai Atok, bahan produk ini juga dibuat dari bahan sayuran dan buah yang sudah dipabrikasi secara internasional. “Bahan bakunya dijamin dunia. Karena H Harsono sudah melakukan studi banding ke Jepang Hongkong Malaysia, sebagai negara pengedar dan membuat produk ini. Saya yakin rencana H Harsono menciptakan satu juta pengusaha dari siswa dan santri akan segera terwujud. Sebab penduduk Indonesia cukup besar dimana jumlahnya kini lebih dari 250 juta orang,” pungkas Atok. [awi]

Tags: