Petrokimia Gresik Luncurkan NPK Phonska Plus Non Subsidi

Tengah baju batik Direktur Utama PG Nugroho Christijanto. 

Tengah baju batik Direktur Utama PG Nugroho Christijanto.

(Awal 2017)
Gresik, Bhirawa.
PT Petrokimia Gresik ( PG ), secara resmi meluncurkan pupuk NPK Phonska Plus. Di gedung Sarana Olah Raga (SOR) Tri Dharma, Gresik, Kamis ( 5/1 ) malam. Oleh Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (PI) Aas Asikin Idat, dihadiri oleh jajaran Direksi PI, Dirut PG Nugroho Christijanto bersama jajaran komisaris dan direksi PG, serta karyawan.
Direktur Utama PG Nugroho Christijanto menyatakan, bahwa
NPK Phonska Plus merupakan produk pupuk komersial atau non-subsidi PG untuk sektor retail. Pertamakali diluncurkan di Denpasar dan Yogyakarta pada November 2016, NPK Phonska Plus mendapat antusiasme dan perhatian cukup tinggi dari distributor PG. Hingga saat ini, total pemesanan NPK Phonska Plus telah mencapai 15.000 ton dari berbagai wilayah di Indonesia.
Peluncuran NPK Phonska Plus, merupakan jawaban atas hasil riset International Fertilizer Association (IFA). Yang menyebutkan bahwa sebesar 50%, kondisi lahan pertanian dunia mengalami defisiensi unsur hara mikro Zink (Zn) yang cukup signifikan. Peta defisiensi Zink menunjukkan bahwa Indonesia termasuk wilayah dengan defisiensi terparah.
Selain pada tanah IFA, juga menyebutkan bahwa 1/3 populasi dunia atau sekitar 2 miliar manusia juga mengalami defisiensi nutrisi Zink pada tubuh. Adapun kebutuhan nutrisi Zink, pada manusia utamanya berasal dari asupan pangan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penambahan unsur hara mikro Zink pada lahan pertanian.
“Oleh karena itu, kami meluncurkan NPK Phonska Plus dengan menambahkan unsur hara mikro Zink didalamnya. Dan hal ini, juga lah yang membedakan NPK Phonska Plus dengan NPK Phonska bersubsidi biasa. Dari segi fisik, dikemas dalam kantong dengan berat bersih 25 kilogram, berbentuk granul, berwarna putih, dan bersifat higroskopis (mudah larut dalam air).”Ujarnya.
Sedang dari segi kandungan, NPK Phonska Plus mengandung unsur hara makro lengkap seperti Nitrogen (N), Fosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) dengan kadar masing-masing 15%. Selain itu juga terdapat unsur hara mikro seperti Sulfur (S) 9% dan Zink sebesar 2.000 part per million (ppm).
Sebagai salah satu unsur hara mikro esensial bagi tanaman, Zink bermanfaat dalam memaksimalkan penyerapan unsur hara makro N, P, dan K. Zink juga berfungsi mendukung pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji / buah, dan memperkuat daya tahan tanaman terhadap hama / penyakit. Kekurangan Zink berdampak pada kekerdilan tanaman, daun mengecil, ketegaran tanaman berkurang, serta ukuran bulir / buah kecil.
Mengenai kualitas, NPK Phonska Plus telah melewati serangkaian uji aplikasi di sejumlah titik (Kediri, Tabanan, Lombok, Jember, dan Boyolali) bekerjasama dengan universitas, Bali. Dan penelitian Tanaman Pertanian (BPTP), uji aplikasi ini membandingkan penggunaan NPK Phonska Plus (NPKS+Zn) dengan NPK Phonska biasa (NPKS, tanpa Zink).
Uji aplikasi, dilakukan dengan perlakuan dan dosis pemupukan yang sama pada komoditas padi. Yaitu menggunakan formulasi 5:3:2 atau 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg NPK Phonska Plus, dan 200 kg Urea untuk per hektar sawah. Hasilnya, NPK Phonska Plus terbukti mampu meningkatkan panen rata-rata 0,57 ton per hektar gabah kering panen atau 9%. Lebih besar jika dibandingkan dengan padi yang menggunakan pupuk NPK Phonska biasa tanpa Zink,
Lanjut Nugroho Christijanto,
pada tanaman jagung, uji aplikasi NPK Phonska Plus dilakukan di Jember, Jawa Timur, mampu meningkatkan hasil panen 8% atau 0,68 ton per hektar lebih besar dibandingkan dengan NPK Phonska (NPKS) biasa tanpa Zink.
Juga di lakukan demonstration plot (demplot), padi sebanyak 772 demplot di 95 kabupaten (8 provinsi) selama 2015 – 2016.
Yang tujuan demplot, adalah untuk melihat konsistensi hasil uji aplikasi di lokasi lain dengan kondisi yang lebih beragam. Demplot membandingkan penggunaan pupuk NPK Phonska Plus (NPKS+Zn), dengan pemupukan kebiasaan petani setempat. Dari demplot, di dapat rata – rata peningkatan panen 0,85 ton gabah kering panen per hektar, atau naik 12%.
“Kami ingin menawarkan solusi terhadap masalah defisiensi Zink pada lahan pertanian, sekaligus menawarkan pupuk NPK non – subsidi dengan kualitas yang lebih baik namun tetap dengan harga terjangkau. Dan akan gencar sosialisasikan manfaat dan keunggulan NPK Phonska Plus pada tahun ini, juga pentingnya mengenai pentingnya Zink pada lahan pertanian dan manusia.”ungkapnya.
Ditambahkan Dirut PG Nugroho Christijanto, bahwa optimis dengan kehadiran NPK Phonska Plus. Pertama, karena besarnya potensi pasar pupuk NPK di Indonesia dengan rata – rata pertumbuhan kebutuhan mencapai 6,53% per tahun. Kedua, dalam dua tahun terakhir, alokasi pupuk NPK bersubsidi hanya sebesar 2,5 juta ton (Permentan 130/2014 dan Permentan 60/2015). “Berawal dari langkah kecil namun konsisten, kami optimis NPK Phonska Plus akan menjadi market leader untuk pasar pupuk NPK non – subsidi,” tutup Dirut PG Nugroho Christijanto. [kim]

Tags: