PR Gudang Baru Nomor Empat Kabupaten Malang Sumbang Pajak Cukai Terbesar

Branch Manager Marketing PR Gudang Baru Agus Hariadi

Kab Malang, Bhirawa
Perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Malang tidak kesemuanya terdampak akibat pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Dan bahkan, ada perusahaan yang tidak merumahkan karyawannya, tapi terus menerima karyawan baru. Hal itu karena jumlah omzet produksi terus meningkat, yang disebabkan banyaknya permintaan pasar.

Seperti salah satu Perusahaan Rokok (PR) Gudang Baru yang berada di wilayah Kelurahan Penarukan, kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, meski terjadi pandemi Covid-19, perusahaan rokok tersebut tetap kokoh dan bahkan mampu meluncurkan produk rokok baru.

Branch Manager Marketing PR Gudang Baru H Agus Hariadi, Kamis (9/7), saat dikonfirmasi di ruang kerjanya mengatakan, jika selama berlangsungnya pandemi Covid-19, perusahaannya tidak berdampak sama sekali akibat virus tersebut. Sehingga perusahaannya berjalan normal seperti sebelum mewabahnya Covid-19. Dan bahkan, perusahaannya terus melakukan perekrutan karyawan baru, hal ini karena rokok yang kita produksi banyak permintaan. “Dan secara otomatis produksi rokok terus meningkat, hingga perusahaannya memutuskan untuk membuat produk rokok baru yaitu Andalan jenis filter,” tuturnya.

Selain itu, masih dia katakan, perusahaannya hingga kini juga sebagai pembayar pajak cukai rokok terbesar nomor empat dibawah perusahaan rokok besar yang ada di Indonesia. Sehingga dengan adanya peningkatan produksi rokok, maka pihaknya terus membutuhkan karyawan baru. Dan kini karyawan PR Gudang Baru sudah mencapai 3.500 orang karyawan. Karena banyaknya permintaan pasar, tentunya terjadi peningkatan produksi.

“PR Gudang Baru mengeluarkan jenis rokok baru, karena pihaknya sudah kewalahan dalam memenuhi pasar pada produk sebelumnya. Dan rokok produk baru Andalan jenis filter baru yang kita keluarkan beberapa hari lalu sebanyak 1.200 bal juga langsung diterima pasar,” papar Agus.

Dijelaskan, perusahaannya ini telah memproduksi jenis rokok yakni mild, bold, reguler, dan kretek. Dan dari semua jenis rokok yang kita produksi kesemuanya diterima pasar. Sedangkan pemasaran rokok produksi PR Gudang Baru tidak hanya di wilayah Jawa dan Pulau Jawa, tapi juga di eksport ke Philipina. Sementara, rokok yang kita produksi ini, sebenarnya masuk rokok kelas satu tapi harga kelas dua. Selain itu, taste atau rasa masih bersaing dengan rokok yang sudah papan atas. Sehingga kami jamin rokok produksi PR Gudang Baru laku keras dipasaran.

“Rokok jenis filter yang baru kita produksi tidak memiliki sasaran segmen pasar tertentu. Karena hal ini faktor ekonomi masyarakat akibat dampak Covid-19, sehingga banyak perokok segmen atas pindah ke segmen menengah. “Untuk itu, harga rokok baru Andalan jenis kretek kita jual per bungkus hanya Rp 10.000,” ujar Agus.

Disisi lain, dia menambahkan, selama pandemi Covid-19, perusahaannya telah melaksanakan aturan pemerintah terkait penerapan protokol kesehatan pada semua karyawan PR Gudang Baru. Sehingga sebelum karyawan melakukan aktivitas kerja, di pintu masuk pabrik sudah siapkan bilik sterilisasi cairan disinfektan, tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan antar karyawan saat bekerja ada jarak. Sehingga dengan melaksanakan aturan protokol kesehatan, hal itu akan mencegah terjadinya penularan Covid-19.

“Jika ada karyawan misalnya sakit flu, maka mereka diizinkan istrirahat di rumah, dan perusahaan tetap memberikan upah seperti biasa, hingga pemeriksaan kesehatan juga ditanggung oleh perusahaan,” tandas Agus. [cyn]

Tags: